MENGENAL Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD) dijelaskan oleh Konselor Keluarga Cahyadi Takariawan. Trauma yang berpanjangan dialami seseorang dapat mengakibatkan beberapa reaksi pada penderitanya.
Di antaranya adalah Post-Traumatic Stress Reaction (PTSR), dan Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD).
Untuk Post-Traumatic Stress Reaction (PTSR) atau reaksi stres pasca peristiwa traumatik sudah dibahas dalam postingan sebelumnya.
National Institute of Mental Health menyatakan PTSD adalah gangguan kebimbangan setelah orang-orang melihat hal-hal yang membuat trauma atau hidup dalam keadan yang membahayakan.
Atkinson et al. menyatakan PTSD disebabkan oleh trauma fisik atau trauma psikologi atau keduanya, karena peritiwa perkosaan, perang atau serangan, serta bencana alam.
Mengenal Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)
Holland menyatakan bahawa seseorang dikatakan mengalami PTSD bila ia masih mengalami reaksi pasca peristiwa traumatis setelah lebih dari 6 minggu dengan intensitas dan jangka waktu yang lama, serta menyebabkan adanya gangguan dalam kehidupannya sehari-hari.
Baca Juga: Kenali Tanda Anak Mengalami Stres
Faktor Risiko PTSD
Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko mengalami PTSD setelah kejadian traumatis, di antaranya adalah:
Trauma intens atau berkepanjangan
Telah mengalami trauma lain di masa kecil, termasuk penganiayaan atau ditelantarkan
Pekerjaan yang meningkatkan risiko terpapar kejadian traumatis, misalnya personel militer, tim SAR, dan petugas medis dan pertolongan pertama darurat.
Kurangnya sistem dukungan yang baik dari keluarga dan teman.
Kondisi yang Umum Memicu PTSD
Semua orang bisa menghadapi masa sulit dalam hidup, tapi tidak semua mengalami stres berkepanjangan. Beberapa orang lebih rentan menderita gangguan stres pascatrauma.
Kejadian paling umum yang memicu kejadian PTSD, antara lain:
• Terlibat di medan perang.
• Ketelantaran dan kekerasan fisik di masa kecil.
• Pelecehan seksual
• Serangan fisik.
• Diancam dengan senjata.
• Kecelakaan pesawat.
• Penculikan.
• Perampokan.
• Diagnosis medis yang serius.
• Serangan teroris.
• Berbagai kejadian ekstrem lainnya.
Penanganan PTSD
PTSD termasuk salah satu jenis gangguan kecemasan yang bisa diatasi dan disembuhkan. Ada beberapa metode untuk mengatasi kondisi tersebut, di antaranya:
1. Pendekatan spiritual agama
Bagi manusia beragama, pendekatan spiritual agama menjadi terapi paling kuat pengaruhnya. Orang beriman mempercayai dan melaksanakan ajaran agama, yang mengatur kehidupan manusia secara seimbang.
2. Terapi psikologi
Ada beberapa jenis terapi psikologi atau psikoterapi yang bisa dilakukan untuk mengatasi PTSD, di antaranya adalah terapi kognitif, exposure therapy, dan lain sebagainya.
3. Perbaikan pola hidup
Pola hidup sehat dan seimbang bisa meringankan bahkan menghilangkan PTSD.
Konsumsi sehat dan seimbang, olahraga teratur, cukup istirahat, kegiatan sosial, menjadi hal yang membuat seseorang mendapat ketenangan dalam hidup.
4. Penggunaan obat-obatan
Beberapa jenis obat-obatan dapat membantu mengatasi gejala PTSD dan membantu proses terapi, di antaranya adalah obat-obatan antidepresan dan obat-obatan anti kecemasan.
Tentu penggunaannya harus atas rekomendasi dokter.[ind]
Sumber:
1. Jayne Leonard, What is Trauma? What to Know, https://www.medicalnewstoday. com, 3 Juni 2020
2. Kusmawati Hatta, Trauma dan Pemulihannya, Dakwah Ar-Raniry Press, Aceh, 2016
3. Mary Beth Williams & Soili Poijula, The PTSD Workbook: Simple, Effective Techniques for Overcoming Traumatic Stress Symptoms, New Harbinger Publications, 2002