ChanelMuslim.com – PCR kumur adalah metode baru dalam melakukan tes Covid-19. Pada umumnya, tes PCR itu dilakukan dengan memasukkan alat tes yang bentuknya berupa cotton buds ke dalam hidung.
Setelah itu, alat tersebut diputar dan digerakkan beberapa kali agar lendir nasofaring menempel di alat swab. Hal inilah yang akan membuat sakit dan tidak terasa nyaman.
Baca Juga: Beda PCR, Rapid Test Antigen, dan Rapid Test Antibodi dalam Pemeriksaan COVID-19
Cara Melakukan Tes dengan PCR Kumur
Oleh sebab itu, metode baru tes kumur ini diharapkan bisa menjadi solusi tes Covid-19 tanpa merasakan sakit agar orang-orang tidak merasa takut dan enggan lagi dalam melakukan tes.
Dilansir alodokter.com, dijelaskan tahapan dalam pengambilan sampel PCR kumur. Awalnya, petugas medis akan memberi larutan garam (saline) untuk berkumur. Selanjutnya, pasien akan diminta untuk berkumur dengan larutan garam tersebut selama 45 detik.
Sampel air liur (saliva) hasil berkumur akan dimasukkan ke dalam tabung yang telah disediakan oleh petugas kesehatan.
Selanjutnya, sampel PCR kumur yang telah dikumpulkan dalam tabung akan dibawa ke laboratorium untuk diuji menggunakan teknik PCR.
Teknik yang digunakan sama dengan uji PCR menggunakan sampel swab nasofaring-orofaring. Setelah sampai di laboratorium, sampel akan diuji menggunakan bahan kimia khusus dan mesin PCR yang disebut thermal cycler.
Selama proses pengujian, bahan kimia akan menghasilkan lampu fluoresens apabila ada virus Corona terdeteksi. Inilah yang nantinya mengindikasikan hasil tes PCR positif pada pasien Covid-19.
Perihal efektivitasnya dalam mendeteksi Covid-19, pengembangan PCR kumur di Indonesia ini telah melibatkan lebih dari 400 sampel pasien postif Covid-19, baik pasien rawat jalan maupun rawat inap.
Dari penelitian tersebut diketahui bahwa sensitivitas PCR kumur mencapai 93,57 persen, tidak jauh berbeda dengan PCR swab nasofaring-orofaring yang memiliki sensitivitas 95 persen.
Sementara itu, penelitian di Amerika Serikat juga menunjukkan sensitivitas tinggi, yaitu sebesar kurang lebih 95 persen.
Namun, karena tes ini merupakan terobosan baru dalam mendeteksi, jadi sampai saat ini efektivitas metode ini untuk mendiagnosis Covid-19 masih terus diteliti.
Keunggulan dan Kekurangan
Selain memberikan kenyamanan dan tanpa rasa sakit, tes PCR seperti ini juga memiliki keunggulan lain, seperti proses pengambilan sampel lebih cepat dan sederhana.
Selain itu, akan lebih ekonomis dan dapat dilakukan pada anak-anak yang sudah bisa berkumur.
Namun, tidak semua hal bisa selalu sempurna. Tes PCR ini juga masih memiliki kekurangan, yaitu belum semua laboratorium bisa melakukan pemeriksaan PCR kumur di Indonesia, terutama di daerah terpencil.
Oleh sebab itu, metode ini masih jarang diterapkan karena keterbatasan laboratorium.
Kemudian, tes PCR seperti ini juga bukan pilihan tepat untuk orang dengan produksi air liur yang rendah, seperti penderita stroke atau mulut kering. [Cms]