ChanelMuslim.com – Surat Yasin ayat 24 sampai 26 masih bercerita tentang seorang laki-laki yang berusaha meyakinkan kaumnya bahwa Allah itu adalah Tuhan mereka semua. Sayangnya, usahanya berujung aniaya sampai pembunuhan yang dilakukan oleh kaumnya.
Akan tetapi, Allah tidak akan memberikan balasan kepada hamba-Nya yang berdakwah di jalan Allah, kecuali dengan balasan surga.
Baca Juga: Surat Yasin Ayat 22 dan 23
Isi Surat Yasin Ayat 24 dan 25
إِنِّي إِذًا لَفِي ضَلالٍ مُبِينٍ
“Jika sampai demikian, sungguh aku berada dalam kesesatan yang nyata.”
Dilansir channel telegram TAFSIR AL-QUR’AN yang mengutip dari buku “TAFSIR SURAT YAASIN”, Ustaz Abu Utsman Kharisman, sungguh kesesatan itu nyata jika laki-laki tersebut masih menyembah selain Allah, padahal sesembahan lain itu tidak punya kemampuan apa-apa jika Allah telah menetapkan mudharat terjadi bagi hamba-Nya. Kesesatan itu ada yang nyata dan ada yang tersembunyi.
Setiap orang yang menyimpang dari kebenaran, maka ia mendapat porsi kesesatan sesuai dengan penyimpangan yang dilakukan.
Dalam ayat ini, disebutkan bahwa jika sampai ia beribadah kepada selain Allah, maka ia akan berada dalam kesesatan yang nyata (kesesatan yang terbesar). (disarikan dari penjelasan Syaikh Ibn Utsaimin hal 94).
إِنِّي آمَنْتُ بِرَبِّكُمْ فَاسْمَعُونِ
“Sesungguhnya aku beriman kepada Rabb kalian, maka dengarlah.” (Q.S. Yasin: 25)
Laki-laki tersebut dengan terang-terangan mengikrarkan keimanan dia kepada Allah dan beriman kepada dakwah para Rasul itu. Dia sampaikan secara jelas untuk didengar dan diikuti kaumnya.
Kebanyakan para Ulama Tafsir menyatakan bahwa setelah mengucapkan hal itu orang tersebut dibunuh oleh kaumnya.
Ada yang menyatakan ia dibunuh dengan dirajam (seperti pendapat Qotadah). Ada yang menyatakan bahwa ia dibakar (seperti penjelasan al-Hasan).
Baca Juga: Tafsir Surat Yasin Ayat 21, Tidak Meminta Upah saat Berdakwah
Laki-laki itu Masuk Surga
قيلَ ادْخُلِ الْجَنَّةَ قَالَ يَا لَيْتَ قَوْمِي يَعْلَمُونَ
“Dikatakan kepadanya, masuklah ke dalam Jannah (Surga). Orang itu berkata, Duhai seandainya kaumku mengetahui.” (Q.S. Yasin: 26)
Setelah dia dianiaya oleh kaumnya hingga meninggal di atas keimanan, dikatakan kepadanya, masuklah ke dalam jannah.
Para Ulama berbeda pendapat terkait ini. Apakah ia masuk Jannah secara langsung saat itu atau ia sekadar diizinkan untuk masuk jannah dan ditampakkan kenikmatan yang akan didapatkannya.
Namun, nantinya dia akan sungguh masuk jannah saat setelah hari kebangkitan.
Syaikhul Islam Ibn Taimiyyah cenderung pada pendapat Ulama bahwa ruhnya telah masuk jannah dan mendapat kenikmatan di sana (anNubuwwaat karya Ibn Taimiyyah (1/183).
Pendapat ini dinisbatkan kepada tabi’i Qotadah dan diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud. Sedangkan Mujahid berpendapat bahwa setelah meninggal ia tidak langsung masuk jannah, tetapi ia diberi tahu bahwa ia telah wajib mendapatkan surga dan ditampakkan kenikmatan-kenikmatan yang akan diterimanya.
Syaikh Ibn Utsaimin cenderung pada pendapat Mujahid ini bahwa orang tersebut tidak langsung masuk surga, tetapi ia mendapatkan kenikmatan-kenikmatan di alam barzakh (kubur).
Ayat ini adalah salah satu dalil yang menetapkan adanya kenikmatan kubur bagi orang beriman.
Setelah orang tersebut mendapatkan kepastian bahwa ia masuk surga dan melihat kemuliaan serta kenikmatan yang akan didapatkan, ia berkata, “Duhai seandainya kaumku mengetahui.”
Sahabat Muslim, itulah tafsir dari tiga ayat surat Yasin. Kita bisa melihat apa balasan yang akan didapatkan bagi orang-orang yang teguh berdakwah di jalan Allah, yaitu masuk ke dalam surga. [Cms]