Chanelmuslim.com – Franka Soeria, wanita dengan segudang bakat dan prestasi, memang berjasa besar terhadap kiprah muslim fashion Indonesia di kancah dunia, terutama di Turki. Salah satunya dengan membawa 10 desainer muslim fashion Indonesia mengikuti show di Turki dan Dubai.
Franka mulai menggeluti dunia fashion sejak tahun 2011. Ketika pindah ke Turki di tahun 2013 untuk ikut suami kembali ke tanah kelahirannya, Franka memutuskan untuk berhijab.
“Di tahun 2013, saya mulai berhijab bukan sekadar untuk gaya-gayaan,” ucap Franka.
Dengan penuh perjuangan dan kesabaran, Allah membukakan jalan untuk Franka bertemu pihak-pihak yang tepat di dunia fashion. Sebagai konsultan fashion internasional, Franka selalu berusaha membuka jalan untuk para desainer muslim Indonesia bersama Think Fashion.
Menurut co-founder majalah New York Covertime tersebut, perbedaan mencolok dari fashion muslim di Turki lebih mengarah ke barat, sedangkan di Indonesia masih kental dengan culture-nya. Meskipun fashion muslim Indonesia lebih bebas dan stylish dengan banyak warna dan aksesoris.
“Di Turki memang lebih ke barat kiblat fashionnya,” kata Franka.
Franka mengungkapkan bahwa dirinya sangat optimis fashion muslim Indonesia bisa diterima di kancah dunia. Untuk kemudian menjadi kiblat fashion dunia di tahun 2020 seperti yang dicanangkan pemerintah. Hal tersebut didasari oleh kemampuan sumber daya manusia Indonesia yang pintar beradaptasi.
“Saya optimis, karena Indonesia ada SDM yang paling pintar beradaptasi,” ujar co-founder A La Hijab.
Walaupun begitu, Franka juga mengingatkan dalam proses menaklukan pasar luar negeri membutuhkan effort khusus yang lebih besar. Terutama dengan jeli melihat kebutuhan pasar di luar terutama di Turki yang lebih kebaratan.
“Cuma kalu mau menaklukan pasar luar harus ada effort khusus. Kita harus lihat pasar di Barat. Jangan hanya jadi baju show tetapi juga jadi baju jualan,” papar Franka saat ditemui di launching MUFFEST 2018.
Sebagai hasil dari show di acara Indonesia Experience Istanbul Turki ada 6 desainer Indnesia yang ikut dan 6 desainer tersebut bisa menjual bajunya di Barat. Dengan mencoba pasar, sebelum berlanjut pada tahap produksi baju yang lebih banyak.
“Karena di luar negeri itu jungle. Makanya jangan harus coba pasar jangan langsung produksi,” pesan Franka.
Owner dari #Markamarie ini, selalu berusaha memberikan kekuatan atau empowering kepada desainer muda yang belum memiliki modal dan brand tetapi sering memenangkan lomba untuk sama-sama belajar dan show up skill-nya di #Markamarie. Franka beraharap #Markamarie dikenal sebagai platform anak muda Indonesia.
“Jadi aku di sini ngejagain biar desainer indonesia itu langkahnya benar dan pengen #Markamarie dikenal sebagai platform anak muda dari Indonesia,” tutur Franka. (Wnd)