ChanelMuslim.com- Hanya dalam hitungan jam gempa mengguncang Halmahera, Maluku Utara, dan perairan Sumbawa, gempa pun mengguncang Bali, Selasa (16/7). Magnitudonya tergolong besar, yaitu kisaran 6 SR.
Gempa di Bali dilaporkan tidak menimbulkan korban yang lebih banyak dari Halmahera. Di Halmahera, 6 orang dikabarkan meninggal dunia, puluhan luka-luka, dan ribuan warga masih tinggal dalam pengungsian.
Entah di lokasi mana lagi bencana gempa akan mengguncang wilayah Indonesia. Tidak ada ilmu dan alat ukur yang bisa memprediksi kapan dan di mana bencana gempa akan terjadi.
Tingkat kerusakan dari bencana gempa pun tergolong sangat besar. Bukan hanya di darat, tapi juga bisa datang dari laut melalui tsunami.
Inilah bencana yang sangat menakutkan untuk warga yang tinggal di lokasi yang pernah mengalami gempa. Dan Indonesia merupakan wilayah yang rawan gempa, dari Sabang sampai Merauke.
Boleh-boleh saja manusia menjelaskan bahwa penyebab gempa sebagai peristiwa alam biasa: pergerakan lempeng bumi yang saling bertabrakan, dan sejenisnya. Namun, menganggap sebuah peristiwa besar sebagai fenomena alam biasa bisa mengerdilkan jiwa bangsa Indonesia, khususnya umat Islam.
Tidak ada satu peristiwa pun yang terjadi di alam raya ini kecuali atas izin Allah swt. Termasuk, bencana gempa yang terus menjadi misteri umat manusia.
Dialah Allah swt. yang berkehendak mendatangkan bencana dari atas kita, dari bawah kaki kita, dan lainnya. Dan gempa merupakan bencana yang bersumber dari bumi yang selama ini kita pijak.
Bencana bisa bermakna ujian, bisa juga azab atau siksaan. Akan menjadi ujian manakala hal itu menimpa orang-orang beriman, agar dengan ujian itu Allah menganugerahkan mereka pahala dari kesabaran yang mereka perlihatkan. Akan menjadi azab manakala menimpa orang-orang yang membangkang.
Bagi mereka yang tidak mengalami bencana bukan berarti bebas tanpa nilai. Tapi, sebagai teguran bahwa bencana bisa terjadi pada siapa pun, di mana pun, dan kapan pun. Termasuk, kita.
Bencana tidak cukup disikapi hanya dengan kalkulasi dan anggapan bahwa hal itu sebagai peristiwa alam biasa. Lebih dari itu, sebagai isyarat bahwa kita harus segera mendekat dan merapat kepada kasih sayang Allah swt.
Hasbunallah wani’mal wakil. Ni’mal maula wani’man nashir. Cukuplah sebagai tempat bersandar dan penolong kita. (mh)