ChanelMuslim.com—Di area ‘Ramadhan in Style’ Gandaria City, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, pengunjung mal elit ini akan menjumpai sejumlah booth fashion di depan panggung utama.
Booth-booth tersebut memajang aneka busana muslim-muslimah serta asesoris pendukungnya. Salah satu booth yang menarik perhatian adalah Sakinah Queen Gallery.
Di booth ini sebagian pengunjung tampak mengamati hingga memegang busana muslimah. Bahan yang colourfull plus model busananya yang elegan dan fashionable serta bercorak syar’i, membuat pengunjung tertarik untuk ‘mencobanya’.
“Kami memang ciptakan busana syar’i yang penuh warna dan fashionable dengan mengutamakan kualitas bahan premium class,” ujar pemilik Sakinah Queen Gallery Revie Fayanti kepada ChanelMuslim.
Menurut Revie, bisnis busana syar’i dewasa ini tumbuh menggeliat. Hal itu, katanya diiringi dengan makin tumbuhnya kesadaran (awareness) pada perempuan untuk menutup auratnya. “Dari fenomena itu saya menangkap adanya peluang bisnis di dunia fashion”, kata Revie.
Bisnis, kata wanita yang sudah dikaruniai empat anak, ini berbeda dengan ‘jualan’. Bisnis, lanjutnya, adalah membangun image and icon. Sementara jualan atau sale itu lebih kepada bagaimana menjual dan memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya.
Sakinah Queen, kata Revie, adalah nama puteri keempatnya yang disematkan untuk brand bisnis fashionnya. Meski usia bisnisnya di bidang fashion ini baru menginjak tahun yang kedua, dirinya optimis melalui strategi bisnis yang digarap bareng suaminya, Enrico, bakal bertahan lama.
Dia mengaku bahwa semua konsep dan disain busana Sakinah Queen berasal dari pikirannya, lalu dituangkan oleh tenaga-tenaga profesional sehingga tercipta model busana outer dan hijab syar’i yang enak dipandang mata.
“Semua busana kami menggunakan hand made, bukan pabrikan. Bahannya sendiri rata-rata terbuat dari kain sutera yang kami produksi. Customer pasti dapat membedakannya bila sudah menyentuh produk-produk kami, baik dari sisi disain, motif, maupun kualitas jahitannya,” tandas Revie.
Soal harga, dia menyatakan bahwa karena bahan-bahan dasarnya saja sudah berkelas premium, harganya pun mengikuti. Tapi, tambahnya, harga produknya tetap kompetitif dengan produk-produk hijab syar’i yang berkelas lainnya. “Kisarannya antara satu hingga empat setengah juta,” katanya membocorkan soal harga.
Terjun dan menekuni bisnis fashion, baginya berangkat dari rasa syukur atas karunia yang diberikan Allah Swt. Sebab, ia mengaku bisnis utamanya di bidang konsultan sumberdaya manusia dan biro haji-umroh yang digelutinya selama 8 tahun terakhir, membuatnya ingin berbuat lebih dalam mengungkapkan rasa syukur itu.
Tak sekedar berbisnis semata, Revie mengungkapkan jika seluruh karyawan yang dia pimpin, itu selalu menghidupkan sisi spiritual. “Setiap bulan kami mengadakan pengajian atau taklim di kediaman kami minimal 8 kali. Itu biasanya kami sisipkan dengan acara santunan anak-anak yatim di sekitar rumah,” terang Revie yang tinggal di Komplek 9, Pejaten Timur, Jakarta Selatan.
Ekspansi bisnis di jalur fashion ini tampaknya tak main-main. Bukan hanya membuka stand di area Ramadhan in Style in, Revie juga membuka dua gerai lagi di tempat lain. Salah satunya di Transmart Studio, Bandung.
Bulan depan, menurutnya, ada 5 titik yang sudah diincarnya untuk mempromosikan busana-busana hand made-nya. Melalui strategi bisnis yang telah disusun bersama suaminya itu Revie berani mengembangkan bisnis hijab syar’i dengan mantap. (mr)