JURNALIS Hamza al-Dahdouh, putra kepala biro Al Jazeera di Gaza Wael al-Dahdouh, tewas akibat serangan Israel di Gaza selatan pada hari Minggu.
Ia dan Mustafa Thuraya yang juga seorang Jurnalis tewas setelah rudal menargetkan kendaraan mereka di Khan Younis.
Hamza al-Dahdouh dan rekannya Mustafa Thuraya, merupakan pembuat video untuk AFP. Keduanya sedang melakukan kerja lapangan untuk mendokumentasikan kehancuran yang disebabkan oleh serangan udara Israel di daerah perumahan antara Khan Younis dan Rafah ketika sebuah rudal menghantam kendaraan yang mereka tumpangi, menurut kepada Al Jazeera.
Pada bulan Oktober, Wael kehilangan istri, putri, putra, dan cucunya yang terbunuh oleh serangan udara Israel saat berlindung di rumah seorang kerabat.
Baca Juga: Pengungsi Warga Gaza Terancam Terinfeksi Berbagai Penyakit
Putra Wael al-Dahdouh, Kepala Biro Al Jazeera di Gaza Tewas Akibat Serangan Udara Israel
Bulan lalu, Wael sendiri terluka akibat serangan Israel yang menewaskan rekannya di Al Jazeera, Samer Abudaqa.
Wael dianggap oleh banyak orang di dunia Arab sebagai wajah liputan Al Jazeera di Gaza.
Putranya Hamzah bekerja sebagai produser dan videografer, termasuk untuk Al Jazeera, dan memiliki lebih dari satu juta pengikut di Instagram.
Sehari sebelum dibunuh, Hamzah memposting foto ayahnya di Instagram, dengan tulisan: “Engkau adalah orang yang sabar dan orang yang mencari pahala. Wahai ayahku, maka jangan berputus asa dari rahmat Allah, dan yakinlah bahwa Allah akan membalasmu dengan baik karena bersabar.”
Dalam rekaman video yang disiarkan oleh Al Jazeera pada hari Minggu, Wael terlihat menangis mengucapkan selamat tinggal kepada anak ketiganya.
“Saya, sama seperti orang-orang lainnya, mengucapkan selamat tinggal pada hari ini… Semoga Allah SWT memberi kita kekuatan, memberi kita kenyamanan, memberi kita kesabaran. Semoga Allah memberi kita kekuatan untuk terus maju demi Hamzah dan demi semua para syuhada,” kata Wael, berbicara langsung dari Rafah di Gaza selatan.
“Kepada Hamzah dan para syuhada saya sampaikan, kami akan tetap setia. Ini jalan yang kami pilih secara sadar. Kami telah banyak mempersembahkan, kami telah mempersembahkan banyak darah karena ini adalah takdir kami. Kami akan melanjutkannya,” ujarnya.
“Hamzah bukan bagian dari diriku. Dia adalah seluruh diriku.”
Al Jazeera mengecam keras Israel atas pembunuhan tersebut, dan mengindikasikan akan mengambil tindakan hukum.
“Pembunuhan Mustafa dan Hamzah… ketika mereka sedang dalam perjalanan untuk melaksanakan tugas mereka di Jalur Gaza, menegaskan kembali perlunya mengambil tindakan hukum segera terhadap pasukan pendudukan untuk memastikan tidak ada impunitas,” dikutip dari Al Jazeera.
“Al Jazeera mengutuk dengan tegas, kejahatan yang dilakukan pasukan pendudukan Israel terhadap jurnalis dan profesional media di Gaza,” tambahnya.
“Tren yang mengkhawatirkan ini memerlukan perhatian dan tindakan segera dari komunitas internasional. Kami mendesak Pengadilan Kriminal Internasional, pemerintah dan organisasi hak asasi manusia, serta PBB untuk meminta pertanggungjawaban Israel atas kejahatan kejinya dan menuntut diakhirinya penargetan dan pembunuhan terhadap jurnalis.”
Jaringan tersebut menambahkan bahwa mereka akan mengambil semua langkah hukum untuk mengadili para pelaku, dan menegaskan kembali komitmennya untuk “mencapai keadilan bagi lebih dari 100 jurnalis yang terbunuh, dan untuk terus meliput pelanggaran berat ini”.
[Ln]