LEBIH dari 25.000 warga Jawa Barat lakukan “Moment of Silent” serempak dalam aksi solidaritas dan doa bersama untuk Palestina, Ahad pagi (20/4). Ini dilakukan sebagai wujud dukungan kepada Gaza yang alami genosida terparah sepanjang sejarah modern.
Tak hanya orasi, aksi ini juga diwarnai pertunjukan teatrikal bertajuk “Ibu Tanpa Bayi”, sebuah penggambaran pilu tentang ribuan ibu Palestina yang kehilangan anak-anak mereka akibat genosida Israel. Para perempuan dalam teatrikal ini berwajah merah seolah berdarah, lengkap dengan boneka tanpa kepala sebagaimana banyak bayi Gaza yang terpisah kepala dari badannya.
Maimon Herawati, dosen Unpad yang juga Direktur SMART 171 mengangkat kresek hitam tinggi-tinggi di atas mobil komando.
“Kita pakai kantong untuk belanja. Di Gaza, potongan badan, tangan, kaki, kepala anak-anak, semua dibungkus dalam kresek seperti ini”.
Maimon kemudian melanjutkan, “Tidak cukup kita datang ke sini dan berteriak Allahu Akbar, sementara anak-anak kita di Gaza dibantai”.
Baca juga: KPIPA Hadirkan Ribuan Massa dalam Aksi Virtual Solidaritas Palestina
Puluhan Ribu Warga Jawa Barat Berdoa untuk Gaza di Gedung Sate
Athian Ali mengingatkan tentang fatwa ulama internasional dan fatwa MUI bahwa membela Palestina merupakan kewajiban, “Bohong kalau mengaku muslim, apabila masih bisa tidur nyenyak di atas kondisi genosida di Palestina”.
KH. Abdullah Gymnastiar atau lebih dikenal dengan nama Aa Gym ingatkan bukti mencintai Palestina adalah dengan memperbanyak amal soleh,
“Wahai Allah yang menyaksikan dan mengetahui segalanya, tolong saudara kami. Kuatkan sabarkan, kembalikan niat buruk penjajah”.
Setelahnya, Aksi dilanjutkan dengan long march ke BIP dan Gedung Merdeka.
Aksi ini juga membawa pesan kepada pemerintah Indonesia agar tidak gegabah soal rencana relokasi warga Gaza ke negara lain, termasuk Indonesia sendiri. Sebab bukan itu yang dibutuhkan warga Gaza. Mereka berhak mempertahankan tanah air lengkap dengan hak dasar untuk hidup.
Situasi di Gaza bertambah buruk sejak Israel khianati gencatan senjata pada 18 Maret lalu, lebih dari 700 warga Gaza dilaporkan gugur, membuat angka kematian Gaza tembus 51.000 jiwa. Pekan lalu, jurnalis dibakar, tenaga kesehatan ditembaki, RS Baptis Al-Ahli dibom, bantuan dicegat penjajah.
UNRWA bahkan memperingatkan bahwa stok tepung di Gaza hanya cukup untuk beberapa hari ke depan, mengancam lebih dari dua juta penduduk dengan kelaparan massal.[ind]