PLOT twist Swedia. Seorang Muslim keturunan Suriah, Ahmet Allus, membuktikan bahwa Islam tidak mengajarkan kekerasan dan kebencian.
“Saya seorang Muslim, dan saya tidak akan membakar kitab suci agama apapun,” ujarnya dengan tutur kata lembut namun tegas.
Wartawan, polisi, dan orang-orang yang berkerumun di dekatnya sontak kaget melihat plot twist yang tak terduga itu. Sebuah pukulan telak yang dilakukan dengan cara yang sangat elegan.
Semula, ada rencana aksi pembakaran Taurat dan Injil di depan Kedubes I*r*el di Swedia yang akan dilakukan oleh Ahmet Allus, seorang Muslim keturunan Suriah. Aksi itu telah mendapatkan izin dari kepolisian setempat.
Begitu kabar tersebut beredar, para politisi dunia ramai-ramai mengecam rencana itu dan meminta pemerintah Swedia membatalkan izinnya. Mereka menyebut aksi itu sebagai tindakan antisemitisme.
Penulis buku Journey to the Light Uttiek M. Panji Astuti menulis pada (17/07/2023) bahwa karena kejadian tersebut, Israel kebakaran jenggot.
Presiden Isaac Herzog dan World Jewish Congress mengecam rencana aksi itu. Demikian pula Menlu Israel Eli Cohen dan kepala rabbi Yahudi, Yitzhak Yosef.
Baca juga: Indonesia Mengutuk Keras Pembakaran Al-Quran di Swedia
Plot Twist Swedia, Ahmet Allus Buktikan Islam Tidak Mengajarkan Kebencian
Allah bukakan aib mereka. Sebuah sikap munafik yang dipertontonkan di panggung dunia. Tersebab, ketika aksi pembakaran Alqur’an terjadi dua kali di negeri yang sama, mereka tak bereaksi.
Bahkan ketika Pakistan atas nama 57 negara OKI menginisiasi resolusi PBB tentang kebencian agama, mengutuk aksi pembakaran Alquran, dan menyerukan pada negara-negara di dunia untuk meninjau undang-undang negaranya untuk menutup celah itu, Amerika dan Uni Eropa menentang keras.
Keputusan Dewan HAM PBB itu akhirnya diambil melalui voting yang dimenangkan oleh negara-negara Muslim dengan hasil sebanyak 28 negara memilih mendukung resolusi, 12 menentang, dan tujuh negara abstain.
Perwakilan Tetap Amerika untuk Dewan HAM PBB Michele Taylor mengatakan kekhawatiran Amerika akan keluarnya resolusi tersebut.
“Saya percaya dengan lebih banyak waktu dan lebih banyak diskusi terbuka, kita juga dapat menemukan jalan ke depan bersama dalam resolusi ini,” katanya.
Ahmet Allus memperlihatkan sikap seorang Muslim yang sesungguhnya. Setelah semua terperangah karena ia tak jadi membakar kitab suci agama lain, Allus lalu mengeluarkan mushaf Alqur’an dari dalam tasnya.
View this post on Instagram
“Kitab suci saya, Alquran, tidak mengajarkan kebencian pada sesama,” tegasnya. Ia juga menawarkan barangkali ada yang perlu membacanya.
Dakwah ada “seninya”, apa yang dilakukan Ahmet Allus membuat kita tersenyum bangga.
Alih-alih menunjukkan reaksi keras yang akhirnya kontra produktif, dengan cara yang elegan ia tunjukkan pada dunia bagaimana mulianya Islam.
Pesan yang dibawanya pun jelas. Islam tidak mengajarkan kebencian pada manusia. Islam adalah agama yang mulia.
Melalui aksinya seakan ia berkata, “Kalian bisa membakar Alquran, tapi kami tidak akan melakukannya. Karena kami manusia yang bermartabat.” Skak mat![ind]