ANAK dan emosi seorang ibu, refleksi Hari Anak ditulis oleh Ummu Khadijah. Anak adalah harta dunia paling berharga bagi orangtua terutama bagi seorang ibu.
Ia adalah investasi akhirat yang akan membawa orangtuanya beruntung atau celaka. Saat ada orang lain yang menyakiti seorang anak, yang paling sakit justru bukan anaknya, melainkan ibunya.
Baca Juga: Kebutuhan Emosi Anak Usia 0 Sampai 3 Tahun
Anak dan Emosi Seorang Ibu, Refleksi Hari Anak
Saat anaknya dimarahi atau diomeli orang lain, bahkan oleh ayahnya sendiri, yang paling membela adalah ibunya. Yang paling marah dan sakit hati adalah ibunya.
Padahal setiap hari, ibunya sering marah dan ngomel.
Begitulah saking sayangnya seorang ibu, dia melakukan berbagai ekspresi untuk menunjukkan rasa sayangnya itu.
Siang dia marahi anaknya, malamnya ia ciumi dan menangisi anaknya. Padahal anaknya sudah terlelap.
Selamat HARI ANAK.
Ah, semoga Allah mengampuni kami para orangtua yang belum maksimal dalam mendidik anak-anak kami.
Namun begitu, besar harapan agar anak-anak menjadi generasi shalih/shalihah, penerus perjuangan para Nabi dan para pahlawan negeri ini, pemberat amal kebaikan untuk orangtua dan guru-gurunya juga tentunya.
Pada tahun 2023, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) mengangkat tema Anak Terlindungi, Indonesia Maju sebagai tema Hari Anak Nasional.
Bertepatan dengan hari anak, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga menyorot kesehatan mental ibu sebagai sumber kebahagiaan anak.
“Ibu yang bahagia akan memiliki kesehatan yang bagus sehingga mempengaruhi pola asuh dan tumbuh kembang pada anak,” kata Bintang pada kegiatan Sosialisasi Model Promosi Kesehatan Jiwa Berbasis Posyandu dan Tim Pendamping Keluarga di Semarang, Jawa Tengah.
Ia menambahkan, kesehatan ibu, baik fisik maupun mental harus tetap dijaga, baik ibu sebagai pekerja maupun ibu rumah tangga.
“Ibu bekerja dan ibu rumah tangga sama-sama bertanggung jawab pada keluarga sehingga rentan mengalami kesehatan mental. Dukungan orang terdekat sangat dibutuhkan,” tambahnya.
Menurut Menteri Bintang, istri yang hamil tidak boleh stress karena mempengaruhi perkembangan janin.
“Sosialisasi Model Kesehatan Jiwa ini sebaiknya diberikan juga kepada para suami atau ayah atau pendamping pria, karena kesehatan mental istri, termasuk ibu hamil dan menyusui, banyak dipengaruhi juga oleh peran suami di rumah,” tutupnya. [ind]