SEMOGA lockdown tidak lama-lama lagi. Semoga musibah ini segera berlalu. Ya Allah, ampuni kami. Tolong beri kami ruang untuk bertaubat. Ampunkanlah kami.
“Bu, boleh minta telur?”
Saya menoleh, “Oh ya ini ambil deh.”
Satpam dekat rumah. Dia mengangsurkan uang. Saya menolak. Dia tidak maksa tapi dia bercerita.
“Saya baru dapat honor jaga malam lalu mau beli telur. Saya bingung di mana-mana habis. Kalau diborong sama orang yang punya uang, lalu ketika saya punya uang dan bergegas mencari telur eh telurnya habis. Bagaimana?” katanya sambil menepuk jidat.
Saya agak tersinggung tapi saya paham sih karena kebetulan saya beli telur banyak.
Memang di rumah saya tinggal banyak orang.
Total semua ada 12 orang dan kadang polisi dan satpam komplek suka makan siang di dapur rumah saya dengan tukang sampah, tukang galon dan tukang macam-macam yang juga dekat kayak saudara.
Biasanya saya dan si mbak masak banyak.
Saya merenung di dalam mobil. Melihat tukang ojek sudah tak ada lagi. Ke mana mereka ya?
Juga tukang ketoprak yang tidak jualan lagi. Mereka kerja apa ya.
Dan saya pun bertanya pada supir saya, “Ya susah Bu. Tetangga saya seorang supir uber saja setiap hari pinjam beras terus sama saya. Mau ditolak kasihan. Mau dikasih saya juga perlu.”
Baca juga: Guru JISc Aku Ajak ke Perth untuk Study Banding
Ya Allah Ampuni Kami
Dan saya pun bingung. Bagi yang punya gaji bulanan atau pegawai negeri mungkin agak aman. Walaupun tak tahu sampai kapan.
Sementara yang punya gaji harian, bahkan yang baru bisa punya uang hanya bila keluar rumah, bagaimana ya dengan system lockdown ini? Mereka harus stay at home.
Sungguh simalakama terberat dan ini lebih berat mungkin daripada krisis tahun 1998.
Bahkan tukang sayur bilang, “Ini lebih berat daripada perang kali Bu. Perang saja kita masih shalat Jumat. Perang saja kita masih bisa ketemu keluarga. Ini saya mau ketemu mamak saya enggak bisa.”
Iya ya, berat banget musibah kali ini menerpa tak hanya ekonomi saja tapi juga silaturahmi antar sesama dan juga kebahagiaan beragama.
Semoga musibah ini segera berlalu. Doa yang biasa saja tetapi perlu.
Hari ini, alhamdulillah saya masak banyak. Telur balado, lodeh, ayam goreng dan risoles. Saya mau kasih orang-orang tapi bagaimana caranya ya.
Sementara saya stay at home saja, tidak ke mana-mana. Bahkan untuk bersedekah pun sulit.
Semoga lockdown tidak lama-lama lagi. Semoga musibah ini segera berlalu. Ya Allah, ampuni kami. Tolong beri kami ruang untuk bertaubat. Ampunkanlah kami.
Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Taubatlah kepada Allah, karena sungguh aku bertaubat kepada-Nya setiap hari seratus kali.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
(Catatan Mam Fifi, Maret 2020)
By: Fifi P. Jubilea (S.E., S.Pd., M.Sc., Ph.D – Oklahoma, USA).
Owner and Founder of Jakarta Islamic School (Jakarta fullday); Kalimalang, Joglo, Depok.
Owner and Founder of Jakarta Islamic Boys Boarding School – Megamendung
Owner and Founder of Jakarta Islamic Girls Boarding School – Mega cerah
Next;
Owner and Founder of Jubilea Islamic College (2023) – Purwadadi Subang – setara SMP dan SMU. Boys and girls.
Owner and Founder of Jubilea University (2024) – Purwadadi and Malaka
Founder and Owner of Jakarta Islamic School, Jakarta Islamic Boys Boarding School (JIBBS), Jakarta Islamic Girls Boarding School (JIGSc)
Visit: //www.facebook.com/fifi.jubilea
Jakarta Islamic School (JISc/JIBBS/JIGSc): Sekolah sirah, sekolah sunnah, sekolah thinking skills (tafakur), sekolah dzikir dan sekolah Al-Qur’an, School for leaders
For online registration, visit our website:
𝗵𝘁𝘁𝗽𝘀://𝘄𝘄𝘄.𝗷𝗮𝗸𝗮𝗿𝘁𝗮𝗶𝘀𝗹𝗮𝗺𝗶𝗰𝘀𝗰𝗵𝗼𝗼𝗹.𝗰𝗼𝗺/
Further Information:
0811-1277-155 (Ms. Indah; Fullday)
0899-9911-723 (Mr. Mubarok; Boarding)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter:
https://twitter.com/JIScnJIBBs
Tiktok:
https://www.tiktok.com/@mamfifi_jisc