ChanelMuslim.com – Indonesia bukan negara Islam namun agama menjadi bagian dalam proses penyelenggarakan negara Indonesia. Negara melalui Kementerian Agama harus ikut terlibat dalam kehidupan beragama rakyatnya terutama dalam hal yang berdampak luas seperti penentuan awal bulan Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha.
“Kami tidak hanya mengakomodasi, namun juga menindaklanjuti tuntutan yang besar dari masyarakat agar adanya penyatuan kalender Hijriyah di Indonesia,” kata Menag Lukman Hakim Saifuddin dalam pertemuan dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama di Jakarta, Kamis (14/5) siang.
Pertemuan dengan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dan Ketua Lajnah Fakakiyah PBNU KH A. Ghazalie Masroeri beserta pengurus lainnya bertajuk ‘Silaturrahim dan Muzakarah Penyatuan Kalender Hijriyah di Indonesia.’ Menurutnya, kalau kalender ibadah belum bisa disatukan, diharapkan kalender sosial yang bisa disepakati bersama.
Menag dalam kesempatan ini didampingi Dirjen Bimas Islam Machasin, Kabalitbang dan Diklat Abdurrahman Mas’ud, Sekditdjen Bimas Islam Muhammadiyah Amin, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariat Muchtar Ali dan Kakanwil Kemenag DKI Abdurrahman .
Menag menegaskan, tidak hanya umat Islam di Indonesia yang ingin adanya penyatuan kalender hijriyah. Negara-negara yang tergabung dalam MABIMS (Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura), negara-negara di kawasan Asia Pasifik, bahkan Arab Saudi juga berharap adanya penyatuan kalender umat Islam di Indonesia.
“Indonesia dengan karakteristiknya yang khas atau kita sebut sebagai Islam Nusantara ini dituntut untuk menyatukan perbedaan, terutama dalam hal penentuan awal bulan Hijriyah,” kata Menag .
Sebelumnya Kementerian Agama telah bersilaturrahim ke kantor pusat PP Muhammadiyah di Yogyakarta untuk tujuan yang sama.
“Kita ingin adanya cara pandang yang sama, dengan demikian hasilnya nanti juga sama,” kata Menag seraya menambahkan, Kemenag akan menggelar pertemuan ketiga dengan pembahasan materi yang sama, namun melibatkan ormas-ormas Islam.
“Tidak hanya NU dan hanya Muhammadiyah,” ujarnya.
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj berharap bahwa cita-cita bersama untuk menyatukan kalender Hijriyah di Indonesia bisa segera terealisasi. “Sudah lama kita terpolarisasi. Kalau di Timur Tengah, perbedaan awal bulan itu terjadi antar negara. Tapi di sini (Indonesia) satu negara bisa berbeda-beda,” katanya.(jwt/kemenag)