PADA suatu hari, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk dikelilingi sejumlah kaum muslimin. Di tengah pembicaraan, Rasulullah termanggung-manggut beberapa saat, kemudian mengarahkan bicaranya kepada semua yang ada di sekelilingnya, “Sesungguhnya, di antara kalian ada seorang laki-laki yang gerahamnya di neraka lebih besar dari gunung Uhud.”
Semua yang hadir dalam majelis bersama Rasululullah shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa diliputi ketakutan melakukan pelanggaran agama. Setiap orang dari mereka merasa takut kalau-kalau dirinyalah yang akan mendapatkan su’ul khatimah.
Baca Juga: 5 Tanda Laki-Laki Serius Ingin Menikahimu
Laki-Laki yang Gerahamnya Lebih Besar dari Gunung Uhud di Neraka
Akhirnya, semua yang mendengar pembicaraan Rasulullah waktu itu telah menemui ajalnya dengan khusnul khatimah. Mereka semua mati sebagai syuhada di medan perang. Yang masih hidup hanyalah Abu Hurairah dan Rajjal bin ‘Unfuwah.
Abu Hurairah menjadi sangat takut. Badannya sering bergetar, matanya sulit dipejamkan, pikirannya tidak bisa diistirahatkan, hingga akhirnya tabir itu terkuak, dan jelaslah siapa yang celaka itu. Rajjal keluar dari Islam dan bergabung dengan Musailamah Al-Kadzdzab dan mengakui kenabiannya.
Sekarang sudah jelas siapa yang dikabarkan Rasul akan mendapat su’ul khatimah.
Alkisah, suatu hari, Rajjal bin ‘Unfuwah menemui Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk Islam dan berbai’at. Setelah itu, ia kembali kepada kaumnya. Ia tidak pernah datang lagi ke Madinah, kecuali setelah Rasul wafat dan Abu Bakar Ash-Shiddiq menjadi Khalifah.
Saat itu, Abu Bakar sudah mendengar berita tentang keadaan penduduk Yamamah dan bergabungnya mereka dengan Musailamah. Rajjal mengusulkan kepada Ash-Shiddiq agar ia diutus untuk mengembalikan mereka kepada Islam. Usul itu diterima oleh Khalifah.
Maka, Rajjal berangkat ke Yamamah. Ketika ia menyaksikan jumlah mereka yang sangat banyak, ia yakin bahwa mereka pasti menang. Karena itu, jiwa khianatnya berbisik agar mulai hari itu, ia bergabung ke barisan “Al-Kadzdzab”. Ia kelaur dari Islam dan bergabung dengan Musailamah yang mengobral janji-janji.
Ternyata, Rajjal jauh lebih berbahaya daripada Musailamah, karena ia menyalahgunakan keislamannya yang lalu, masa-masa hidupnya bersama Rasul di Madinah, hafalan Al-Qur’annya yang cukup banyak, dan ditunjuknya ia sebagai utusan Khalifah Abu Bakar.
Semua itu disalahgunakan untuk mendukung kekuasaan Musailamah dan mengukuhkan kenabiannya yang palsu.
Ia sebarkan ke banyak orang bahwa ia pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Nabi menjadikan Musailamah bin Habib sebagai rekan.” Maka, setelah Rasul wafat, orang yang paling berhak membawa bendera kenabian ialah Musailamah.
Jumlah pengikut Musailamah semakin bertambah banyak disebabkan kebohongan-kebohongan Rajjal, dan karena penyalahgunaan keislaman serta hubungannya dengan Rasulullah di masa silam.
Sumber: 60 Sirah Sahabat Rasulullah SAW/Khalid Muhammad Khalid/Al Itishom