ChanelMuslim.com – Persaudaraan Muslimin Indonesia atau lebih dikenal Parmusi merupakan gerakan aktifis muslim yang ternyata telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia sejak dahulu kala. Awal berdirinya Parmusi tak lepas dari nama Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia).
Banyak orang berpikir setelah Masyumi membubarkan diri pastinya para pendiri dan anggota Masyumi tidak akan berani mendirikan sebuah organisasi baru. Nyatanya tidak, berbagai pertemuan dilakukan setelah pembubaran itu, seperti dibentuknya Badan Koordinasi Amal Muslimin.
Badan itu dibentuk untuk dengan tujuan mendirikan partai islam yang bisa mewadahi aspirasi umat. Pada 17 Agustus 1967 akhirnya terbentuk Partai Muslimin Indonesia.
Sayangnya pada perkembangan politik, Presiden Soeharto melakukan penyederhanaan partai politik. Pada akhirnya Parmusi harus ikhlas menggabungkan diri dengan beberapa partai lain seperti NU, PERTI, dan PSII dalam satu partai bernama Partai Persatuan Pembangunan.
Matahari Itu Parmusi
Partai Persatuan Pembangunan nyatanya tidak dapat mengalahkan partai pemerintah seperti Golkar dan oposisiya Partai Demokrasi Indonesia.
Era reformasi membuat semangat untuk membangun kembali kejayaan Masyumi. Cara satu-satunya adalah membuat sebuah wadah baru untuk menyatukan kaum muslimin dalam sebuah visi dan misi.
26 September 1999 menjadi sejarah baru. Bertepat di Hotel Ambarrukmo Jogjakarta, nama Parmusi muncul kembali ke permukaan. Bukan sebagai partai lagi tetapi menjadi Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi)
Sebuah misi yang penuh pengharapan panjang yaitu menjadi wadah perjuangan ummat. Begitulah yang menjadi catatan saat deklarasi Parmusi.
“Dengan maksud dan harapan kiranya dapat menjadi wadah perjuangan ummat khususnya Keluarga Besar Bulan Bintang dan Muslimin Indonesia dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia sesuai cita – cita luhur proklamasi 17 Agustus 1945 yang senantiasa beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.”
Kelahiran Parmusi sebagai organisasi kemasyarakatan daripada partai politik adalah agar bisa menjadi matahari dan connecting moslem. Tentu saja dalam pelaksanaannya Parmusi tidak terlepas dari bidang sosial-ekonomi, budaya, pendidikan dan keagamaan.
Kegiatan dalam bidang keagamaan Parmusi seperti penguasan da'i ke daerah perbatasan, pulau terluar dan suku terasing di Indonesia. Apalagi pada Januari 2018 lalu, Parmusi mulai meluaskan penyebarannya dengan menaruh lima dai di tiap kecamatan.
Kegiatan ini merupakan salah satu hasil Rapat Kerja Nasional (Rakornas) Parmusi yang dihadiri pimpinan-pimpinan Pengurus Wilayah (PW) Parmusi seluruh Indonesia.
Dalam bidang sosial, Parmusi tampil dalam membela kasus umat Islam. Seperti kasus Ahok.
Sedangkan dalam bidang ekonomi, Parmusi juga membangun basis ekonomi umat di pusat budidaya ikan di kawasan Minapolitan Ciseeng, Bogor, Jawa Barat.
Semua itu dengan tujuan untuk menyelesaikan tiga persoalan besar umat Islam Indonesia, yakni kebodohan, kemiskinan, dan perpecahan. Dimana itu adalah hasil dari Mukernas Parmusi pertama.
Connecting Moslem
Menjadi Connecting Moslem atau matahari adalah sesuatu yang sulit. Diperlukan beberapa faktor agar connecting Moslem menjadi tercapai.
1. Loyalitas Anggota
Loyalitas anggota Parmusi diperlukan dalam membangun connecting moslem tanpa itu maka tidak akan tercapai yang dicita-citakan menjadi wadah bagi umat. Dengan adanya loyalitas anggota Parmusi akan menjadi semakin kuat dan terkenal di berbagai kalangan. Karena tanpa perlu iklan, anggota yang loyal melakukan promosi sendiri mengenai Parmusi.
2. Menjalin Kerja Sama
Parmusi harus menjalin kerja sama dengan berbagai pihak. Tentu saja yang sesuai dengan visi dan misi Parmusi
3. Memperluas Jaringan
Parmusi sudah terlihat track recordnya dalam membangun jaringan. Kini harus diperluas lagi jaringannya baik dalam level pemerintahan, hingga masyarakat.
Ketiga hal itu akan menjadi acuan bagi Parmusi dalam connecting moslem. Tentu saja ini tidak akan menjadi sekedar impian tetapi akan terlaksana.(Ilham)