Chanelmuslim.com-Dalam masyarakat Jawa, ada kepercayaan agar ibu hamil mengonsumsi jamu-jamu tertentu demi kesehatan si janin. Salah satunya adalah minum sinom untuk membuat kulit bayi putih bersih.
Idealnya, jamu untuk ibu hamil dibuat sendiri. Akan tetapi, karena keterbatasan waktu atau kesibukan, sebagian ibu hamil membeli jamu yang sudah dikemas di pasaran.
Lantas amankah ini? Prof Dr Mangestuti Agil, MS, Apt, dari Fakultas Farmasi Universitas Airlangga tidak merekomendasikan jamu seperti ini karena kualitasnya yang diragukan.
“Ibu hamil itu tidak boleh makan ‘apa-apa’ selain dari anjuran dokter,” tegasnya dalam Herba Talks di Perpustakaan Universitas Airlangga Surabaya, Selasa (21/2/2017).
Ia menambahkan, ini tak hanya berlaku untuk jamu saja, tetapi juga minuman kemasan lainnya sebab dikhawatirkan akan mempengaruhi tumbuh kembang janin.
Meski demikian, bukan berarti ibu hamil tak boleh mengonsumsi jamu. “Kalaupun mau, baiknya ya tetap bikin sendiri. Karena ibu hamil itu kata kuncinya harus ekstra hati-hati,” lanjutnya.
Hal senada juga pernah diutarakan Dr Raymond R Tjandrawinata, PhD, Direktur Eksekutif Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences (DLBS). Menurutnya, pemberian ramuan tradisional atau jamu kepada ibu hamil memang harus berhati-hati sebab bukan tak mungkin kondisi janin akan ikut terpengaruh.
“Sebenarnya, kalau sudah diriset dalam bentuk obat dan kapsul tidak masalah. Tapi kalau masih jamu, hindari atau jangan berlebihan. Takut terjadi malformasi pada janinnya,” ungkap Raymond beberapa waktu lalu.
Ia mengambil contoh jahe. Bagi ibu hamil, jahe merupakan salah satu ramuan andalan untuk mengatasi mual dan pusing selama masa kehamilan. Akan tetapi, perlu dipahami bahwa kandungan aktif dalam jahe bisa memicu kontraksi pada ibu hamil.
“Kalau 1 siung saya kira nggak masalah. Tapi ya itu tadi, asalkan jangan berlebihan. Obat apapun kalau dikonsumsi berlebihan dan tidak sesuai dosis tentunya akan menimbulkan efek samping,” pungkasnya.(ind/dethealth)