ChanelMuslim.com – Sultan Abdul Hamid II tidak jarang mendapat tuduhan-tuduhan terkait kepemimpinannya. Hal ini disebabkan karena kepemimpinan beliau memang menjadi ancaman serius bagi musuh yang takut Islam berkembang.
Baca Juga: Mengenal Sultan Abdul Hamid II dan Reformasi yang Dilakukan
Tuduhan kepada Sultan Abdul Hamid II
Dikutip dari channel telegram Generasi Shalahuddin, media-media di Eropa mengandalkan hoax demi hoax untuk mempersekusi hasil kerja pemerintahan Sultan Abdul Hamid II yang ingin menghidupkan lagi spirit “Pan Islamisme”, persatuan dengan Islam sebagai pondasinya.
Itulah sebabnya media-media Eropa membuat berita-berita miring mengenai Sultan Abdul Hamid II. Salah satu tuduhan itu adalah, beliau dijuluki “Sultan Merah” atau “Abdul the Damned” karena tuduhan pembantaian yang dilakukan terhadap minoritas selama pemerintahannya.
Sebuah cerita-cerita bohong yang hari ini pemerintah Turki berusaha menetralkan hoax-hoax sejarah ini karena tidak sesuai dengan fakta yang ada.
Namun, keteladanan Sultan Abdul Hamid II justru makin hari makin mudah kita lihat dengan munculnya serial-serial sejarah yang mengisahkan tentang hidupnya. Begitulah jika sejarah difungsikan sebagai transfer spirit.
Ia menghidupkan harapan dan sekaligus menjadikan kita bangga pada pahlawan-pahlawan kita.
Kehidupan Sultan kuat terakhir Kekhalifahan Utsmaniyah ini berjalan penuh dengan tantangan. Beliau lahir ketika Kekhalifahan Utsmaniyah sedang di ambang kemundurannya.
Negara-negara Eropa ramai-ramai menjuluki Kekhalifahan Utsmaniyah sebagai “The Sick Man in Europe”, orang sakit di Eropa, karena hutang-hutang melilit dan keadaan negara yang tidak stabil.
Meskipun begitu, justru Sultan Abdul Hamid II menjadi sosok pemimpin yang “see beyond the eyes can see”, beliau ternyata dengan penuh optimisme bisa mengembalikan izzah umat Islam dan kemuliaan Utsmaniyah dengan berbagai proyek-proyek besar selama hidupnya.
Selain dituduh, pasa 10 April 1909 bahkan Sultan Abd-ul-Hamid II dikhianati kepemimpinannya melalui kudeta militer, sekaligus memaksanya untuk mengumumkan sistem pemerintahan perwakilan dan membentuk parlemen untuk yang kedua kalinya.
Setelah pencopotan pada tahun 1909, Ia diasingkan ke Tesalonika, Yunani. Di bawah komando kaum sekuler Turki, dan disponsori oleh konglomerat Yahudi dan Eropa, mereka ingin menjatuhkan pemimpin kuat itu dan menghapusnya dari sejarah.
Namun hari ini, kita menjadi saksi bahwa Abdul Hamid II adalah bintang di langit sejarah kita. [Cms]