ChanelMuslim.com – Sultan Abdul Hamid II adalah seorang sultan hebat terakhir yang memimpin Kekhalifahan Utsmaniyah. Setelah beliau, tidak ada lagi pemimpin yang benar-benar kuat kepribadian dan prinsipnya dalam membela Islam.
Baca Juga: Pendidikan pada Masa Sultan Abdul Hamid II
Mengenal Sultan Abdul Hamid II dan Reformasi yang Dilakukan
Dikutip dari channel telegram Generasi Shalahuddin @gensaladin, nama beliau adalah Abdul-Hamid II, sultan ke -34 dari Kekhalifahan Utsmaniyah, sekaligus pemimpin hebat terakhir dari sejarah negeri hebat ini.
Beliau lahir pada tanggal 21 September 1842 dan memegang amanah Kekhalifahan pada tahun 1876.
Karena keshalihan dan kekokohan prinsipnya, Orang Yahudi berkonspirasi melawan dia.
Hal ini seperti yang ditunjukkan oleh Dr. Hassan Barber dalam bukunya (دور اليهود والقوى الدولية في خلع السلطان عبد الحميد الثاني عن العرش) “Peran Yahudi dan kekuatan internasional untuk menggulingkan Sultan Abdul Hamid II dari takhta.
Alasannya adalah karena ia menolak untuk memberikan pada orang Yahudi tanah Palestina, walau hanya satu inci dari tanah suci itu.
Oleh sebab itu, yahudi berkonspirasi menggulingkan beliau dari tahta pada tahun 1909 atas berbagai tuduhan, dan hidup sebagai tahanan rumah sampai kesyahidannya pada 10 Februari 1918.
Di masa mudanya, beliau dididik di Royal Palace dan berkat kesungguhannya, beliau bisa menguasai bahasa Persia dan Arab, serta sejarah dan sastra.
Beliau menjabat sebagai Sultan pada 31 Agustus 1876, tahun pedih dimana Kekhalifahan Utsmaniyah di ambang krisis keuangan. Guna mengatasi hal ini, Sultan Abdul Hamid mengambil keputusan-keputusan besar agar Kekhalifahan Utsmaniyah melakukan serangkaian reformasi birokrasi di banyak bidang.
Contohnya adalah mendirikan sekolah dasar, menengah pertama dan tinggi sehingga mereka mempelajari berbagai mata pelajaran.
Kemudian, membangun universitas ilmiah pertama didirikan di Istanbul pada tahun 1900, yang termasuk empat fakultas: Fakultas Ilmu Agama, Perguruan Tinggi Olahraga, Perguruan Tinggi Alam, dan Kolese Sastra.
Selain itu, beliau juga mengirim misi siswa ke negara-negara Eropa, terutama Jerman, untuk belajar dengan tujuan menciptakan kader yang baik untuk menjadi ahli di bidang administrasi Kekhalifahan.
Baca Juga: Jawaban Sultan Abdul Hamid II atas Sogokan untuk Melepaskan Tanah Palestina
Mendirikan Lebih dari 18 Sekolah
Kemudian, beliau juga mendirikan lebih dari 18 sekolah dan institut pendidikan tinggi, mempelajari berbagai mata pelajaran seperti hukum, seni, perdagangan, teknik, kedokteran hewan, polisi, kedokteran dan lain-lain.
Beliau juga menciptakan berbagai institusi budaya seperti museum (Museum Purbakala dan Museum Militer) dan perpustakaan (Perpustakaan Bayazid dan Perpustakaan Yildiz).
Sultan telah berusaha untuk memastikan bahwa isi dari pendidikan yang dijalankan harus bernafas Islami dan tidak boleh ada kecenderungan mendewakan Barat.
Beliau juga sangat memerhatikan penyebaran pemikiran Islam melalui pencetakan dan distribusi buku-buku Islam. [Cms/gensaladin]