ChanelMuslim.com – Motivasi untuk Seorang Penghafal Quran (Bag.2)
Disaat ia sedang merasa bosan, ia selalu teringat dan terbayang ucapan dari Ustadzahnya dan teman-temannya yang perna ia dengar. Mereka selalu memberinya nasihat dan kata-kata motivasi.
Saat sudah masuk di JIGSc, terasa sulit baginya untuk beradaptasi dengan lingkungan dan teman-teman yang baru dan berbeda.
Namun perlahan Kanisrin mencoba untuk beradapatasi dengan suasan barunya itu, dan pada akhirnya ia bisa menemukan teman yang sama telah menghafal 30 juz, butuh waktu sekitar 2 minggu baginya untuk adaptasi ini. Ia merasa senang sekali mempunyai teman baru yang bisa diajak muroja’ah bersama.
Baca Juga Kisah Sebelumnya: Motivasi untuk Seorang Penghafal Quran (Bag.1)
Motivasi untuk Seorang Penghafal Quran (Bag.2)
Suatu hari, ia berada di fase malas dan jemu dengan segala yang ada di dalam dirinya dan sekitarnya. Ia kembali teringat kata-kata dari ustadzahnya dahulu:
“Kamu bisa kok, asal ada niat dan ikhlas menjalankannya.”
“Jangan jadikan kebiasaan dari dalam dirimu memandang orang dari luar tetapi lihat juga dari dalam dirinya.”
Dan paling ia ingat dari Ustadzahnya adalah “Jangan pernah meremehkan seseorang, karena kita tidak tahu apa yang terjadi di masa depan.”
Memang menjadi seorang Hafidzah kadang sulit untuk selalu istiqomah, ada banyak sekali godaan yang muncul di hadapan atau di pikirannya. Sehingga membuat dirinya terganggu.
Bahkan selain istiqomah yang harus selalu dijaga dan dipertahankan, Allah juga selalu memberi ujian kesabaran serta ketabahan kepada hamba-Nya. Apakah hamba-Nya bisa mengatur atau mengontrol ujian tersebut, namun yang jelas pada dasarnya hamba tersebut bisa melewatinya:
Allah berfirman:
“Alla tidak akan membebani hambanya di luar kemampuannya.”
Jika kalian diberi ujian oleh Allah, maka bersyukurnya. Kenapa? karena itu artinya Allah sayang denganmu. Allah ingin kalian mengadu pada-Nya tentang kesulitan yang sedang kalian jalani dan Allah ingin kalian memohon ampun kepada-Nya.
Itu juga sebagai tanda bahwa Allah rindu denganmu, rindu dengan keluh kesahmu dan rindu dengan tangisanmu. Masalahmu belum tentu lebih berat dengan masalah orang lain yang dihadapi sampai saat ini.
Bersambung…
Ditulis oleh Nisrina Khansa, santri kelas 1 SMA Jakarta Islamic Girls Boarding School (JIGSc).[Ln]