ChanelMuslim.com – Bagaimana mengelola perasaan agar tak berujung baper? Manajemen Baper, mengelola baper berbuah pahala berikut ini dijelaskan oleh Ummi Khairiah, M. Psi, Psikolog dari Departemen Pendidikan dan Latihan PW Salimah Sumut.
Baca Juga: Baper dan Perjuangan Asma binti Abu Bakar
Manajemen Baper, Mengelola Baper Berbuah Pahala
Perempuan adalah tentang Rasa. Ini adalah sebuah perumpamaan yang menggambarkan betapa hidup perempuan selalu ditemani dengan perasaan.
Ada cinta, sayang, kasih, sedih, kecewa, dan seterusnya. Hingga muncullah istilah baper (bawa perasaan). Istilah ini identik dengan kesan sensitivitas yang berlebihan, hingga menyebabkan situasi kurang nyaman.
Mengapa baper perlu dikelola?
Ibarat dua sisi mata uang, ada sisi positif dan negatif dari nuansa perasaan ini. Jika perasaan ini diarahkan kepada situasi belas kasih maka manfaatnya sangat besar.
Seperti mudah tersentuh melihat orang susah, nasihat agama, ajakan berbuat kebaikan, memaafkan dan seterusnya. Situasi ini akan sangat baik terutama bagi diri sendiri.
Namun jika perasaan ini tersulut oleh kebencian, dendam, kekecewaan dan merasa paling benar akan menjerumuskan diri sendiri.
Baca Juga: Bye Bye Baper
Tips agar perasaan selalu terjaga pada kebaikan.
1. Hindari bacaan, tontonan atau informasi apapun yang berisi kebencian dan permusuhan.
2. Carilah pergaulan yang memberikan nasehat dan dukungan dalam kebaikan
3. Hindari konflik, jika tetap berhadapan dengan konflik segeralah temukan solusinya, jangan biarkan berlarut. Lebih baik mengalah daripada berlarut dalam konflik.
Perasaan itu ibarat bumbu dalam masakan, jika perasaannya tepat maka apapun situasinya akan enak dan lezat.
Baca Juga: Aku Baper
Di sisi lain, motivator Nanik Kartikawati pernah memberikan tips agar baper bisa dikelola menjadi energi positif.
Agar baper bisa dikelola menjadi energi positif, coach Nanik memberikan beberapa kiat yang bisa diaplikasikan.
Pertama, kondisikan diri kita selalu terjaga kesadarannya.
“Dalam posisi ekstrim seperti sangat sedih atau sangat bahagia, kesadaran hampir hilang. Jika hilang akan masuk sesuatu di bawah sadar. Ini yang membahayakan. Karenanya, sugesti diri untuk selalu sadar agar tindakan terkontrol,” saran Nanik di Tulungagung dalam acara Salimah Tulungagung.
“Jika ga punya uang, santai saja. Banyak yang ngalami. Ga usah baper, ga usah terbawa suasana hati, ” lanjutnya.
Dalam bahasa agama, tindakan mengontrol kesadaran ini disebut ridha.
“Saya terima ya Allah sekarang enggak punya uang. Besok banyakkan ya Allah. Minta ke Allah karena Allah pemilik rezeki. Jika sudah ridha, kita bisa melangkah ke selanjutnya,” jelasnya.
Kedua, merancang takdir.
Takdir kalau ditarik ke bawah itu tindakan. Tindakan adalah kebiasaan yang sering dilihat, didengar atau dibaca. Agar kebiasaan positif, informasi yang masuk ke otak ditata, lingkungan ditata.
“Jika saat ini tidak punya apa-apa, maka tetap berpikir besar dan positif. Bergaul dengan orang-orang yang positif maka hasilnya akan positif. Jika saat ini masih memiliki pikiran negatif dikeluarkan dulu, disadarkan otaknya agar tetap berpikir positif,” terangnya.
Install pikiran positif, rancang takdir kita. Jangan bawa logika, bawa keimanan kepada Allah. Rosulullah mengajarkan kita berpikir besar, sehingga kemanfaatan untuk umat juga besar.
Ketiga, otak akan stimulus gerakan kita.
Misal kita ingin berangkat haji plus bersama orang tua dan mertua sebelum usia 45 tahun itu butuh uang sekitar 1 milyar.
“Kita berdoa, tunjukkan caranya ya Allah. Kemudian kita bertemu dengan mentor yang ngajari, ikut pelatihan. Minta saja kepada Allah, maka Allah akan mencukupkan,” terangnya.
Keempat, bergerak dengan iman.
Filosofinya adalah saat Hajar mencari air untuk Ismail. Hajar bergerak, melakukan sesuatu yang positif. Dia hanya melangkah dengan keimanan. Jangan sering masukkan alasan. Lakukanlah terus sambil berdoa dan mencari ilmu.
Kelima, membawa kebaikan semampu kita.
“Jadilah inspirator kebaikan. Yakini bahwa Allah akan menolong hambanya selama hambanya menolong orang lain, ” terangnya.
Keenam, istighfar dan memohon ampunan kepada Allah.
Betapa banyak dosa yang sering kita lakukan, sadar atau tidak. Dosa itu menghalangi rezeki. Maka lazimi istighfar dalam setiap aktivitas kita.
Ketujuh adalah banyak bersyukur.
Dengan bersyukur, rezeki akan bertambah. Itu janji Allah. Maka syukuri setiap nikmat yang Allah berikan, agar kita tidak kufur nikmat.[ind]