ChanelMuslim.com- Mintalah apa yang diinginkan. Mintalah kepada Allah Yang Maha Kaya dan Maha Sayang. Mintalah dengan lembut.
Setiap mukmin selalu ingin meminta kepada Allah. Dialah yang Maha Kaya. Maha Kasih dan Sayang, yang kasih dan sayangNya tak pernah terbilang.
Allah sangat senang dengan hambaNya yang suka meminta. Tentunya bukan kepada selain Allah. Ia perintahkan hambaNya untuk meminta: ud’uunii astajib lakum. Mintalah kepadaKu, niscaya Aku akan kabulkan.
Namun begitu, pahamilah bahwa kita sedang meminta kepada Pencipta, Pemilik, dan Penguasa alam raya. Bukan kepada bawahan kita.
Mintalah dengan penuh kelembutan. Mohonkan ampunan, dan pujilah Dia sebelum meminta. Setidaknya, kita sedang mencari perhatianNya.
Setelah itu, bersabarlah tentang keputusan yang diterima. Jangan pernah ada buruk sangka. Karena tidak semua yang kita minta akan menjadi kebaikan kalau dikabulkan. Dan tidak semua yang langsung dikabulkan akan langsung juga memberikan kebaikan.
Hanya Allah yang tahu, mana yang baik untuk kita dan mana yang tidak. Allah juga Maha tahu kapan sebaiknya permintaan itu dikabulkan.
Kadang, logika kita tak mampu menangkap di balik rahasia terkabulnya doa. Kenapa dikabulkan begitu lama. Bahkan terasa seperti tidak dikabulkan sama sekali.
Belajarlah dari Nabi Zakaria. Dalam Surah Maryam, Allah subhanahu wata’ala mengajak kita untuk bercermin dengan sosok mulia itu. Khususnya dalam berdoa.
Begitu lama waktu berlalu dirasakan Nabi Zakaria. Ia khususkan waktu istimewa untuk berdoa. Terutama di malam yang hening ketika terasa tak ada lagi sekat antara dirinya dengan Allah subhanahu wata’ala. Ketika saat itu wajah dunia mati untuk sementara.
Ia meminta dengan begitu lembut. Nabi Zakaria meminta sesuatu yang utama. Yaitu, meminta kepada Allah untuk diberikan seorang anak. Bukan untuk kepentingan pribadinya. Tapi untuk kelangsungan dakwah di kaumnya.
Puluhan tahun bahkan mungkin lebih dari itu berlalu ketika ia mengulang dan terus mengulang doanya. Tapi, belum pernah Nabi Zakaria kecewa.
Ia terus berbaik sangka. Tak secuil pun rasa cinta dan tsiqahnya berkurang. Ia ulang lagi dan lagi. Tetap dengan suara lembut dan penuh penghormatan.
Ia tidak mempertanyakan tentang doanya yang belum terkabul. Seolah, logikanya jauh lebih hebat dari tindakan yang “semestinya” Allah lakukan. Tidak pernah sedikit pun seperti itu.
Ia tetap melazimkan istigrar, pujian, tasbih, dan ta’zhim kepada Yang ia meminta. Ia terus bersabar dalam doanya itu. Hingga ia rasakan kalau dirinya sudah sangat tua untuk punya anak.
Namun Allah punya cara tersendiri untuk membahagiakan hambaNya, Nabi Zakaria. Allah kabarkan tentang sosok anak yang begitu mulia yang tak lama lagi akan menjadi puteranya.
Begitu mulianya sosok itu hingga Allah sendiri yang memberikannya nama. Namanya Yahya. Nama itu belum pernah dicantumkan kepada siapa pun yang pernah tinggal di bumi ini.
Nabi Zakaria begitu tersanjung. Segala jerih payahnya sebegitu lama terbayar seketika. Ia pun menangis sebagai ungkapan syukurnya yang begitu besar.
Berdoalah dengan lembut. Sadarilah, kita sedang memohon kepada Raja dari semua raja yang ada. Penguasa dari semua penguasa yang pernah ada.
Mintalah dengan lembut. Ia tidak tuli untuk menangkap bisikan hati kita. Setelah itu, bersabarlah, dan terus dalam baik sangka. [Mh]