Terkait ini, pernah ada satu kisah. Suatu kali, Nasrudin Hoja, seorang tokoh sufi diundang ke sebuah pesta oleh pejabat.
Ia pun datang memenuhi undangan dengan pakaian sederhana. Namun begitu sampai di gerbang istana, ia ditolak karena tak ada yang percaya bahwa orang biasa diundang ke jamuan orang-orang terhormat.
Beliau pun pulang, lalu berdandan dengan jubah terbaiknya. Dan kembali datang ke pesta. Begitu melihat kemegahan bajunya. Nasrudin pun dipersilakan masuk. Lalu disuguhkan beragam makanan dan sari buah terbaik.
Uniknya. Di hadapan semua yang hadir. Nasrudin melepas jubahnya, meletakkannya di kursi. Lalu menyuapkan makanan-makanan tadi ke jubah yang sekarang tersampir di kursi.
Baca juga: Ajari Anakmu Sesuai Zamannya
Semua orang bingung dan bertanya-tanya. Apakah Nasrudin sudah gila?
Jawabnya….
“Aku memberikan makanan ini ke jubahku, karena sejatinya yang kalian hormati dan kalian beri jamuan ini adalah pakaianku. Bukan aku. Maka jubahku yang lebih berhak memakan makanan ini.”
Semua pun terdiam mendapat pelajaran.
Maka jangan bangga jika hari ini ada yang menghormati atau kagum padamu. Sebab bisa jadi rasa hormatnya bukan untuk pribadimu, tapi untuk semua yang menempel di badanmu. Untuk hartamu, kedudukanmu dan popularitasmu.
Pelajarannya adalah….
Jika hari ini kita dalam keadaan lebih baik, jangan menilai rendah mereka yang berpenampilan tak baik, atau belum punya sesuatu seperti yang kita punya.
Namun jika kita sedang dalam keadaan yang tak lapang, tak perlu berkecil hati sebab kualitas kita bukan ditentukan oleh balutan di badan.
Kualitas diri tidak ditentukan dari yang diperlihatkan di depan manusia. Namun dari isi hati yang tak terlihat oleh manusia.
Baca selengkapnya di oase ChanelMuslim.com