ChanelMuslim.com – Adi Bin Hatim Ath-Tha’i, seorang raja dari Bangsa Arab masuk Islam setelah melakukan sekian lama. Ia sebelumnya juga telah menghalangi orang lain, hingga akhirnya ia beriman. Ia juga menjadi taat dan patuh kepada Rasulullah Saw, setelah sebelumnya begitu membangkang.
Adi mewarisi kerajaan Thai’i dari ayahnya. Ia mewajibkan seperempat ghanimah yang didapat kaumnya untuk disetor kepadanya. Ia memegang kekuasaan tertinggi atau kaumnya.
Begitu Rasulullah melakukan dakwahnya secara terang-terangan dan banyak bangsa Arab yang mau menerimanya daerah demi daerah. Adi melihat dalam dakwa Rasulullah ada kepemimpinan yang dapat mengambil alih kepemimpinannya.
Baca Juga: Perjalanan Salman Al Farisi Mencari Hidayah (1)
Perjalanan Adi Bin Hatim Bertemu dengan Islam
Iapun menentang Rasulullah Saw dengan keras, padahalh ia sendiri belum mengenalnya, dan membenci beliau sebelum melihatnya secara langsung.
Permusuhan dengan Islam berlangsung hampir selama 20 tahun sehingga Allah SWT melapangkan dadana untuk menerima dakwah kebenaran dan petunjuk.
Proses masuknya Adi bin Hatim ke dalam Islam memiliki cerita tersendiri. Adi bercerita:
“Tidak ada seorangpun dari Bangsa Aran yang melebihiku dalam membenci Rasulullah Saw. saat aku mendengar namanya. Aku tadinya adalah seorang yang terpandang dan beragama Nasrani.
Aku menetapkan kepada kaumku bahwa aku mendapatkan seperempat harta ghanimah sehingga aku pun mengambil seperempat harta tersebut sebagaimana yang sering dilakukan oleh para raja Arab. Begitu aku mendengar Rasulullah, aku amat membencinya.
Begitu dakwahnya semakin mantap, kekuatan pasukannya semakin bertambah, dan tentaranya sudah mampu menaklukkan timur dan barat Arab, aku katakan kepada seorang budak yang bertugas menggembala untukku, “Siapkan untukku seekor unta yang gemuk dan mudah dikendarai. Ikatlah ia di dekatku. Jika aku mendengar bahwa tentara atau pasukan Muhammad sudah masuk ke dalam negeri ini, beritahukanlah aku!”
Pada suatu pagi, budakku datang menghadap sambil berkata: “Tuanku, jika kau berniat untuk berangkat, jika kuda pasukan Muhammad telah memasuki wilayahmu, maka lakukanlah sekarang!”
Aku bertanya, “Memangnya kenapa?” Aku telah melihat panji-panji di seluruh penjuru negeri. Aku bertanya apa maksudnya ini. Ada orang yang berkata kepadaku bahwa ini adalah pasukan Muhammad!” Langsung aku katakan kepadanya, “Siapkanlah unta yang pernah aku bilang dan bawalah kepadaku!”
Kemudian aku bangkit, lalu aku mengajak istri dan anak-anakku untuk pergi ke suatu tempat yang aku senangi. Lalu aku berangkat segera menuju negeri Syam untuk bergabung dengan penganut agama Nasrani dan tinggal bersama mereka di sana.
Karena tergesa-gesa, aku tidak memperhatikan semua keluargaku. Begitu aku melewati tempat yang berbahaya, aku memeriksa keluargaku, ternyata ada saudaraku yang tertinggal di Najd bersama beberapa orang yang lain di Tha’i. Aku tidak sempat lagi kembali menjemput mereka.
Lalu akupn meneruskan perjalanan bersama orang-orang yang menemuiku hingga tiba di Syam. Aku tinggal di sana bersama pengikut agama Nasrani yang lain. Sedangkan saudariku barangkali telah terkena sesuatu yang aku khawatirkan dan aku takutkan.”
Bersambung…