ChanelMuslim.com – Dengkuran atau ngorok pada bayi yang baru lahir atau newborn wajar terjadi karena saluran pernapasan yang belum berkembang secara sempurna, masih kecil dan berisi lendir.
Saat udara masuk ke dalam saluran pernapasannya yang berisi lendir akan menimbulkan getaran yang menghasilkan suara pada jaringan pernapasannya.
Seiringi bertambahnya usianya dengkuran ini akan hilang dengan sendirinya bersamaan dengan sistem pernafasannya yang semakin sempurna dan saat ia sudah mampu menelan ludah.
Baca Juga: Jangan Khawatir Saat Bayi Mengalami Epstein Pearls
Ngorok pada Bayi Newborn, Berbahayakah?
Namun Bunda perlu waspada jika dengkuran bayi tidak wajar dan diiringi dengan beberapa penyakit di bawah ini:
Iritasi saluran pernapasan
Infeksi saluran pernapasan atau ISPA adalah penyakit yang terjadi akibat infeksi pada saluran pernapasan atas. Infeksi ini bisa terjadi pada hidung, tenggorokan, rongga sinus, dan pita suara (epiglotis).
Penyakit ISPA umumnya disebabkan oleh infeksi virus, seperti rhinovirus, adenovirus, virus coxsackie, parainfluenza, dan RSV. Pada kasus tertentu, ISPA juga bisa disebabkan oleh infeksi bakteri.
Sekat hidung yang miring (deviasi septum)
Septum adalah tulang yang memberi sekat pada hidung serta membagi lubang dan saluran hidung menjadi dua bagian. Apabila tulang septum miring ke salah satu sisi, kondisi ini akan menyebabkan terhambatnya salah satu saluran pernapasan. Kondisi miringnya sekat tulang hidung ke salah satu sisi disebut deviasi septum.
Deviasi septum dapat menyebabkan bayi bernapas hanya menggunakan satu lubang hidung dan menimbulkan bunyi ngorok saat ia bernapas.
Laringomalasia (laryngomalacia)
Laringomalasia adalah kondisi gangguan pada proses pembentukan jaringan tulang rawan pada laring atau bagian tenggorokan bayi. Kondisi tersebut menyebabkan laring bayi lebih lemah dan menutup sebagian jalan napas.
Laringomalasia membuat bayi mengeluarkan napas dengan berisik dan mendengkur saat tidur. Ketika bayi menarik napas, akan terlihat cekungan pada leher di atas lekukan tulang dada.
Laringomalasia pada bayi biasanya akan berangsur-angsur menghilang saat usianya sudah di atas 2 tahun. Namun, pada kasus yang parah, laringomalasia dapat menyebabkan gangguan makan dan sulit bernapas atau masalah pada proses menyusui.
Pada kasus tersebut, bayi mungkin perlu mendapatkan alat bantu napas dan menjalani operasi rekonstruktif.
Sleep apnea atau apnea tidur
Bayi prematur atau bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah lebih berisiko mengalami berbagai gangguan kesehatan, misalnya sleep apnea atau apnea tidur. Hal ini karena batang otak yang mengatur pernapasan belum terbentuk dan berfungsi secara maksimal.
Kondisi lain, seperti kelainan bawaan lahir pada saluran pernapasan hingga refluks asam lambung, juga bisa menjadi penyebab apnea tidur. Apnea tidur adalah kondisi yang membuat penderitanya berhenti bernapas selama kurang lebih 15–20 detik saat tidur.
Oleh karena itu, apnea tidur pada bayi prematur perlu ditangani dengan cepat agar tidak berdampak buruk terhadap kesehatannya.
Pembengkakan kelenjar amandel
Radang tonsil (amandel) dan adenoid merupakan penyebab ngorok pada bayi dan anak-anak yang cukup sering terjadi. Pada bayi, kedua kondisi ini umumnya disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri.
Gejala radang amandel pada bayi bisa berupa meningkatnya produksi air liur, bayi tidak mau menyusu, demam, hingga rewel karena kesakitan.
Itulah beberapa penyakit yang pada saluran pernapasan yang bisa mengakibatkan dengkuran pada bayi. Jika hal ini terjadi tentunya perlu mendapatkan pelayanan dokter. [Ln]