ChanelMuslim.com – Hukum membaca al-Qur’an bagi yang junub dijelaskan oleh Ustaz Slamet Setiawan, S.H.I. Para ulama sepakat bahwa orang yang dalam keadaan junub tidak boleh membaca al-Qur’an.
Dalam hal ini, Imam an-Nawawi (w. 676 H) di dalam al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab mengatakan: “Menurut mazhab kami, haram hukumnya membaca al-Qur’an bagi yang haidh dan junub, baik sedikit maupun banyak, bahkan walaupun hanya sebagian ayat. Pendapat inilah yang dipegang oleh kebanyakan ulama.
”Namun, di dalam at-Tibyan fi Adab Hamalah al-Qur’an, ia mengemukakan bahwa meski demikian, boleh seseorang yang junub untuk membayangkan ayat-ayat al-Qur’an di dalam hatinya tanpa melafazhkannya.
Di dalam Bughyah al-Mustarsyidin, dapat juga kita temukan penjelasan Abdurrahman ibn Muhammad Ba’alawi (w. 1320 H) yang mengatakan bahwa memang haram hukumnya membaca al-Qur’an yang junub dengan tujuan membacanya walaupun dibarengi dengan tujuan lainnya.
Namun, tidak haram jika tanpa adanya tujuan membacanya seperti dalam rangka membenarkan bacaan yang keliru, mengajarkannya, mencari keberkahan atau dengan tujuan berdoa.
Baca Juga: Masalah Klasik, Membaca Alquran di Kuburan
Hukum Membaca al-Qur’an bagi yang Junub
Demikian juga yang dikemukakan oleh ‘Abdul Karim ar-Rafi’i (w. 623 H) di dalam Fath al-Aziz bi Syarh al-Wajiz: asy-Syarh al-Kabir.
Jika membacanya bukan dengan bermaksud membaca al-Qur’an, maka hukumnya tetap boleh. Seperti mengucapkan basmalah dalam rangka mengharap keberkahan atau ketika memulai sesuatu;
membaca hamdalah ketika selesai mengerjakan suatu pekerjaan, atau misalnya mengucapkan kalimat dzikir ketika menaiki kendaraan sebagaimana yang disunnahkan Nabi shallallahu alaihi wa sallam, yaitu membaca ‘subhanal-ladzi sakhkhara lana hadza wa ma kunna lahu muqrinin’.
Di antara dalil yang menunjukkan keharaman membaca al-Qur’an bagi yang junub adalah sebagaimana riwayat dari “Ali ibn Abi Thalib radhiyallahu anhu yang penulis sampaikan ketika menjelaskan hukum membaca al-Qur’an bagi yang berhadats.
Ada juga riwayat yang disampaikan oleh Imam at-Tirmidzi (w. 279 H) di dalam Sunannya dari Ibn ‘Umar radhiyallahu anhu bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah bersabda: “Tidak boleh orang yang haidh dan junub membaca al-Qur’an.”
Riwayat lainnya, disampaikan oleh Imam Ahmad di dalam Musnadnya, dari Abu al-Gharif al-Hamdani yang mengatakan: “Ali ibn Abi Thalib berwudhu, ia berkumur-kumur dan menghirup air ke hidung sebanyak tiga kali, mencuci wajah tiga kali, mencuci kedua tangan hingga hasta sebanyak tiga kali, kemudian membasuh kepala, lalu mencuci kedua kakinya.
Beliau kemudian mengatakan: ‘Seperti inilah wudhu yang aku lihat dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.’
Lalu ia membaca sesuatu dari al-Qur’an, kemudian mengatakan: ‘Ini bagi siapa yang tidak junub, adapun yang junub, maka janganlah ia membacanya, tidak pula satu ayat’.”
Ad-Daruquthni (w. 385 H) di dalam Sunannya juga menyampaikan riwayat dari (Abdullah ibn Rawahah yang mengatakan: “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melarang salah seorang di antara kami untuk membaca al-Qur’an sedangkan ia dalam keadaan junub.”[ind]