MENGENALI diri sendiri adalah awal mula kesuksesan sebenarnya. Ini merupakan bagian dari seri 7 kebiasaan manusia yang sangat efektif. Pendekatan ini berpusat pada prinsip, dari dalam ke luar, efektif untuk pengembangan diri dan menjalin hubungan antar pribadi.
Ketua Hikari Parenting School Hifizah Nur, S.Psi., M.Ed. menulis dalam catatannya, pendekatan dari dalam ke luar berarti kita memulai dari diri sendiri.
“Bahkan lebih mendasar lagi, memulai dari bagian paling dalam dari diri sendiri, dari paradigma, karakter dan motif-motif kita,” tulisnya, Jumat (20/8/2021).
Jika kita ingin memiliki perkawinan yang bahagia, kita harus menjadi orang yang bisa memberikan energi positif dan menyingkirkan energi negatif atau memberi kekuatan kepada orang lain.
Kalau kita ingin memiliki anak remaja yang menyenangkan dan mau bekerja sama, kita harus menjadi orang tua yang penuh pengertian, memiliki empati, konsisten dan penuh kasih.
Jika kita ingin memiliki ruang gerak yang lebih besar dalam pekerjaan, kita perlu menjadi karyawan yang mau membantu dan banyak memberikan dukungan.
Jika ingin dipercaya, kita harus menjadi layak untuk dipercaya. Kemenangan pribadi mendahului kemenangan publik.
Dari dalam ke luar adalah proses yang berkesinambungan dan pembaharuan yang didasari hukum alam.
Paradigma dari dalam ke luar berarti kita fokus pada kelemahan diri sendiri dan mengambil tanggung jawab terhadap situasi yang kita hadapi.
“Daripada mengubah orang lain untuk menyelesaikan masalah, lebih baik kita mengubah diri dan membentuk diri perlahan-lahan, dan kita akan merasakan perubahan pada orang-orang di sekitar kita,” katanya.
Baca Juga: Tips Hidup Bahagia dengan Mencintai Diri Sendiri
Mengenali Diri Sendiri Kunci Kesuksesan Hidup
Mengakui kelemahan, kesalahan dan ketidakmampuan kita adalah suatu proses yang menyakitkan. Namun menjadi jujur pada diri sendiri adalah satu langkah untuk memulai perubahan.
Memulai langkah pertama adalah kerja keras, dan berusaha untuk istiqomah, berubah menjadi pribadi yang lebih baik, adalah kerja maraton yang harus dilakukan.
Mengubah paradigma kita, belajar berpikir dan memecahkan masalah berdasarkan nilai-nilai kebaikan (bukan emosi), membentuk habit baru yang lebih positif, memerlukan energi seperti pelari maraton yang mampu bertahan sampai mencapai titik tujuan akhir.
“Jadi teringat kata-kata ulama salaf bahwa menuntut ilmu itu dari buaian sampai liang lahat. Hal ini menunjukkan perjalanan yang panjang dalam proses belajar, sampai kematian menjemput,” tambahnya.
Beberapa ahli psikologi mendefinisikan belajar sebagai proses terjadinya perubahan baik dalam hal pengetahuan, sikap dan perilaku.
Mempelajari hal-hal yang baik yang kita butuhkan dalam kehidupan sehari-hari juga merupakan sunnah yang diajarkan oleh Rosulullah.
Terutama mempelajari pengetahuan dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan kita, maka diperlukan bekal pengetahuan nilai-nilai keislaman yang baik.
Setelah itu, mencoba menerapkan apa yang kita pelajari itu dalam kehidupan sehari-hari dan membentuk kebiasaan-kebiasaan islami dalam kehidupan kita.
Butuh proses yang panjang, kesabaran dan juga istiqomah. Semoga kita bisa berubah menjadi lebih baik, sampai ajal menjemput kita, aamiin.[ind]