ChanelMuslim.com – Ini Permainan Seru Rasulullah Bersama Isterinya
Sebagian suami mengira bahwa tugasnya adalah terbatas pada pengadaan makanan, minuman, dan yang semisal dengannya saja, yakni dari segi kebutuhan materi saja, sedangkan kebutuhan batin [seperti kasih sayang, simpati dan lain-lain] kehidupan rumah tangga terlupakan. Ia lupa bersenda gurau kepada isterinya untuk memperoleh cintanya dan melupakan canda ria, tertawa, hiburan bersamanya, dan semisalnya.
Baca Juga: Rahasia di Balik Amalan Doa Rezeki yang Diajarkan Rasulullah
Ini Permainan Seru Rasulullah Bersama Isterinya
Padahal sesungguhnya hal itu penting sekali dalam kehidupan rumah tangga, karena dapat mengokohkan pondasi atau pilar-pilar kasih sayang yang terjalin dalam kehidupan suami isteri.
Meskipun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memiliki tugas dakwah yang sangat berat, dan memiliki tugas kenegaraan sebagai pemimpin negara Islam di kota Madinah al-Munawarah dan Mekkah setelah ditaklukkan, mestinya beliau adalah orang yang tidak pernah memiliki keleluasaan waktu untuk senda gurau bersama isteri-isterinya dan bercanda ria bersama mereka. Namun, pada kenyataannya beliau shallallahu ‘alaihi wasallam [dengan tugas-tuganya yang berat itu tidak sampai melupakan sisi perasaan dan canda hiburan dalam kehidupan rumah tangganya.
Khususnya terhadap isterinya yang paling muda yaitu Aisyah radhiyallahu ‘anha; beliau sering menghibur dan bermain dengannya. Terkadang keduanya berlomba lari, sesekali Aisyah dapat mendahuluinya. Kemudian, pada kesempatan yang lain keduanya kembali berlomba, ternyata pada lomba tersebut beliau dapat mendahuluinya. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepadanya, “Yang ini untuk yang itu” [ Riwayat ini menurut Abu Dawud, Ibnu Hibban dan Ibnu Majah. ].
[maksudnya, kemenangan ini untuk mengganti kekalahan yang dulu-penej]
Pada suatu saat beliau mengajak Aisyah untuk menyaksikan orang-orang Habsyi yang sedang bermain perang-perangan di mesjid, menikmati permainan mereka dan melihat mereka sedang bermain permainan tersebut. Ummul Mu’minin menceritakan tentang dirinya dalam peristiwa tersebut. Ia berkata,
”Demi Allah, aku melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berada di pintu kamarku, sedangkan orang-orang Habasyah berlatih main pedang di mesjid. Beliau menutupiku dengan sorbannya agar aku melihat kepada permainan mereka. Aku berdiri di antara telinga dan pundak beliau [wajah Aisyah di pundak Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam-penej], kemudian beliau berdiri untukku hingga aku menyudahinya [merasa puas dan bosan], semestinya permainan mereka sesuai dengan usia anak perempuan kecil yang masih senang bermain.” [ HR. al-Bukhari, Muslim dan yang lainnya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menghargai hak isterinya dalam permainan yang diperbolehkan, sebagaimana dalam sabdanya,
”Segala sesuatu yang dijadikan permainan oleh anak Adam adalah bathil, kecuali tiga perkara, melepaskan panah dari busurnya, latihan berkuda, dan senda gurau (mula’abah) bersama keluarganya, karena itu adalah hak bagi mereka.”
[ HR. ath-Thabrani dalam al-Kabir dan an-Nasa’I dalam al-‘Usyrah serupa dengannya, dan ia terdapat dalah as-Silsilah ash-Shihah karangan al-Bani, no. (309). ]
Suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada Jabir bin Abdillah tentang isterinya, ”Apakah kamu menikah dengan perawan ataukah janda?” Jabir menjawa, “Dengan janda.”* Maka beliau menganjurkannya untuk menikahi perawan, sebagaimana sabdanya, ”Mengapa tidak dengan perawan saja, sehingga kamu bisa menggodanya dan ia bisa menggodamu.”[ HR. al-Bukhari, Muslim dan yang lainnya ]
(*). Adalah perempuan yang pernah menikah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membiarkan anak-anak perempuan masuk ke rumah Aisyah untuk bermain dengannya, dan Aisyah mempunyai boneka kuda yang dipakainya bermain. Boneka kuda tersebut mempunyai dua sayap.
Penulis : Ustadz Kholid Syamhudi, Lc