ChanelMuslim.com – Kisah masa remaja Nabi Muhammad sama seperti ketika beliau masih kanak-kanak. Pada masa kecilnya, Rasulullah telah melewati serangkaian peristiwa penting. Oleh sebab itu, begitu juga saat beliau remaja. Rasulullah sudah merasakan bagaimana perang dan terlibat dalam sebuah perjanjian.
Baca Juga: Kisah Kecintaan Rasulullah kepada Keluarganya (1)
Masa Remaja Nabi Muhammad
Perang tersebut dinamakan Perang Fijar yang terjadi ketika Rasulullah memasuki umur 15 tahun.
Mengutip Buku “Muhammadku Teladanku jilid 2 (Masa Muda) hal 30-31”, perang itu sendiri disebabkan berawal dari sebuah pembunuhan.
Barradz bin Qois dari Bani Kinanah membunuh Urwa Ar-Rahhal bin Utba dari Bani Hawazin hanya karena Barradz jengkel ketika Urwa dipilih untuk memimpin kafilah dagang Nu’man bin Mundhir yang kaya.
Barradz bin Qois adalah seorang pemabuk. Karena merusak citra sukunya, dia diusir dan mendapat naungan suku lain.
Namun di sini, dia juga mabuk berat dan membuat onar dan diusir lagi. Akhirnya, Harb bin Muawiyah, ayah Abu Sofyan, menampungnya walaupun hampir saja Barradz bin Qois diusir lagi karena terus berbuat onar.
Oleh sebab itu, karena perlindungan dari Harb dari Quraisy inilah, Bani Hawazin menyerang Quraisy.
Diam-diam, Barradz mengikuti kafilah Urwa dari belakang dan membunuh Urwa. Ketika itu padahal bulan suci, bulan yang tidak diperkenankan bagi siapa pun untuk menumpahkan darah.
Karena Quraisy pelindung Barradz, Bani Hawazin pun mengumumkan perang terhadap Quraisy untuk membalas kematian Urwa.
Baca Juga: Kisah Masa Kecil Nabi Muhamad Setelah Aminah Wafat
Perang Berakhir Damai
Perang pun pecah pada bulan suci. Perang ini terjadi selama empat tahun berturut-turut yang mana kedua belah pihak saling menyerang.
Dalam pertempuran itu, awalnya Nabi Muhammad bertugas memunguti anak panah lawan yang berjatuhan dan memberikannya kepada paman-pamannya.
Namun, pada tahun-tahun berikutnya, dia juga menembakan panah ke arah lawan untuk melindungi paman-pamannya.
Setelah menjadi Rasullullah, Muhammad pernah bercerita tentang Perang Fijar itu.
“Aku mengikutinya bersama paman-pamanku, juga ikut melempar panah dalam perang itu sebab aku tidak suka kalau aku tidak ikut melaksanakannya juga.”
Perang pun berakhir dengan perdamaian ala pedalaman. Pihak yang menderita lebih sedikit korban manusianya harus membayar ganti rugi kepada pihak lainnya sejumlah selisih kelebihan korban.
Dalam hal ini, pihak Quraisy yang lebih sedikit menderita korban harus membayar kelebihan korban sebanyak dua puluh orang Hawazin. [Cms]
(Bersambung pada bagian kedua membahas terkait Rasulullah saat remaja menyaksikan sebuah perjanjian yang penting)