ChanelMuslim.com – Kisah kemenangan Islam di Jalula’ sekaligus menjadi peristiwa pembebasan Persia di era Kekhalifahan Umar bin Khattab selain kemenangan di Perang Qadisiyah.
Rentetan kemenangan Umat Islam membebaskan ibukota Persia mdmbuat pasukan Persia mundur dan kemudian membuat markas di Jalula’.
Tentara Persia yang kuat masih aktif di timur laut Ctesiphon di Jalula dan di utara Tigris di Tikrit dan Mosul. Ancaman terbesar dari semuanya adalah konsentrasi Persia di Jalula.
Baca Juga: Ujian Sebenarnya dari Perang Tabuk
Rencana Khalifah Umar bin Khattab dalam Pembebasan Persia
Jalula’ adalah benteng yang cukup sulit, sebab ia baru bisa ditaklukkan setelah 7 bulan pengepungan. Di Jalula, pasukan Persia maupun Kaum Muslimin bertumpu pada rintangan alami, seperti sungai Diyala di timur dan tanah rusak di barat.
Tanah di sana tidak cocok untuk kavaleri dan bahkan pergerakan infanteri secara massal sulit bergerak.
Pasukan Persia di Jalula dipimpin oleh Jenderal Mihran dan Wakilnya adalah Jenderal Farrukhzad, saudara laki-laki Jenderal Rostam Farrokhzād, yang pernah memimpin pasukan Persia pada Pertempuran Qadisiyyah.
Dilansir dari channel telegram Generasi Shalahuddin, seperti yang diinstruksikan oleh Khalifah Umar, Saad ibn Abi Waqqas melaporkan semua masalah tersebut kepada Umar.
Dari pusat komando di Madinah, khalifah Umar memutuskan untuk fokus dengan Jalula terlebih dahulu, yaitu rencana pertamanya adalah membersihkan jalan ke utara sebelum fokus ke Tikrit dan Mosul.
Umar menunjuk Hasyim ibn Utbah untuk berangkat ke Jalula dan Hasyim berangkat bersama 12000 mujahid.
Pertempuran dimulai dengan serangan dari Kaum Muslimin. Setelah beberapa waktu, para sahabat menggunakan strategi berpura-pura mundur dan mundur secara terorganisir.
Panglima Persia, Mihran merasa menang, melancarkan serangan dan memerintahkan agar jembatan benteng dibuka.
Setelah tentara Persia mencapai formasi pertempuran, dia memerintahkan serangan umum.
Namun, itulah yang dinanti-nanti oleh Komandan Hasyim bin Utbah. Beliau telah merencanakan strategi jenius untuk melawan Persia.
Baca Juga: Strategi Perang Rasulullah Menyembunyikan Identitas
Pasukan Muslim Menang di Jalula’
Hasyim pun mengirim resimen kavaleri yang kuat di bawah salah satu komandan kavaleri yang paling terkenal, Al Qa’qa ibn Amr, seorang jenius yang berhasil mematahkan taktik gajah Persia di Perang Qadisiyah untuk merebut jembatan di atas benteng pertahanan.
Jembatan itu tidak dijaga ketat karena hampir semua pasukan Persia yang ada digunakan untuk menyerang garis utama pasukan sahabat.
Al Qa’qa bermanuver di sekitar sayap kanan Persia dan dengan cepat merebut jembatan di belakang mereka. Berita tentang detasemen kavaleri Muslim yang kuat di belakang mereka berdampak pada kejatuhan semangat musuh.
Setelah itu, Hasyim melancarkan serangan frontal dengan infanteri Muslim sementara Al Qaqa ada di belakang Persia dengan kavalerinya. Pasukan Persia terjebak di antara mujahid Muslimin dan pembatas alami di medan perang.
Ribuan dari mereka berhasil melarikan diri. Namun, pada akhirnya, benteng penting Jalula’ masuk dalam pelukan Kaum Muslimin.
Pasukan Persia menderita banyak kerugian dan pertempuran berakhir dengan kemenangan Umat Islam. Setelah pertempuran, Hasyim mengepung Jalula.
Kaisar Persia Yazdegerd III tidak dalam posisi untuk mengatur pasukan bantuan ke Jalula dan benteng itu akhirnya menyerah 7 bulan kemudian.
Tidak ada yang dipaksa untuk masuk Islam, Khalifah Umar hanya memerintahkan pembayaran jizyah dengan nominal yang lebih rendah daripada zakat.
Sahabat Muslim, itulah sejarah singkat terkait kemenangan umat Islam di Jalula’. Setelah pembebasan, kita bisa melihat bagaimana Khalifah Umar tidak memaksa orang-orang masuk Islam. [Cms]
(Tulisan ini juga mengambil sumber dari Dr Raghib Sirjani, Fathu Jalula’. Islamstory.com, Atlas Futuhât Al Islamiyyah, Syaikh Sami Maghlouts, dan The Muslim Conquest of Persia, Agha Ibrahim Akram.)