ChanelMuslim.com – Surat Yasin ayat 17 menjelaskan tentang firman Allah yang menyatakan bahwa para Rasul menyampaikan risalah dengan penyampaian yang jelas.
Namun, para Rasul tidak memiliki kewajiban untuk mengubah hati manusia karena hidayah mutlak dari Allah.
Baca Juga: Surat Yasin Ayat 14 dan 15, Kaum yang Mengingkari Rasul
Isi Surat Yasin Ayat 17
“Dan (para Rasul itu berkata) tidaklah ada (kewajiban) kami kecuali menyampaikan (risalah) dengan penyampaian yang jelas.”
Dilansir dari channel telegram TAFSIR AL-QUR’AN yang mengambil dari buku TAFSIR SURAT YAASIN, Ustaz Abu Utsman Kharisman, tugas para Rasul adalah menyampaikan ajaran dari Allah dengan penjelasan yang sangat jelas.
Sebagaimana Rasul kita Muhammad shollallahu alaihi wasallam telah memberikan penjelasan yang sangat gamblang kepada umat ini, saking jelasnya hingga diibaratkan malamnya bagaikan siangnya.
قَدْ تَرَكْتُكُمْ عَلَى الْبَيْضَاءِ لَيْلُهَا كَنَهَارِهَا لَا يَزِيغُ عَنْهَا بَعْدِي إِلَّا هَالِكٌ
“Aku telah tinggalkan untuk kalian (ajaran yang jelas) yang putih (bersinar), malamnya bagaikan siangnya. Tidaklah ada yang menyimpang sepeninggalku kecuali ia akan binasa.”(H.R Ibnu Majah, Ahmad, Ibnu Abi Ashim, dinyatakan bahwa sanadnya hasan oleh al-Mundziri, dan dishahihkan al-Albany).
Para Rasul itu tidak diharuskan untuk mengubah isi hati manusia karena hidayah taufiq mutlak hanya milik Allah.
Karena itu, para Nabi dan Rasul itu tidak dianggap gagal dalam dakwah meski yang ikut hanya satu atau dua orang, bahkan tidak ada yang mengikuti dakwahnya sama sekali.
Baca Juga: Surat Yasin Ayat 13, Permisalan Kaum Kafir Quraisy
Indikator Keberhasilan Dakwah Nabi Bukan dari Pengikutnya
Sebagaimana dalam hadits dinyatakan bahwa ditampakkan kepada Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam para Nabi dan Rasul serta pengikut mereka.
Ada di antara Nabi itu yang pengikutnya hanya satu orang, bahkan ada juga yang Nabi tidak ada pengikutnya sama sekali.
وَالنَّبِيَّ وَمَعَهُ الرَّجُلَ وَالنَّبِيَّ وَلَيْسَ مَعَهُ أَحَدٌ
“Dan (ditampakkan padaku) ada Nabi yang pengikutnya satu orang, dan ada Nabi yang tidak ada pengikutnya sama sekali.” (H.R Ahmad dengan sanad yang shahih, perawinya semuanya rijal al-Bukhari).
Sebagai penerus dakwah para Nabi kita harus menyadari bahwa keberhasilan dakwah bukanlah dinilai dengan banyaknya pengikut.
Namun, yang dinilai Allah adalah apakah ajaran yang wajib disampaikan telah tersampaikan secara jelas dengan cara yang sesuai dengan Sunnah Nabi.
Jangan sampai seorang da’i tidak menyampaikan dakwah secara jelas tapi dia menutupi hal-hal prinsip agama yang seharusnya disampaikan sehingga menjadi samar tidak jelas lagi. [Cms]