ChanelMuslim.com – Jangan sampai kesibukan dalam mengejar target ibadah pada bulan Ramadan melupakan kebutuhan pasangan.
“Ibnu Umar radhiyallahu anhuma bahkan berbuka puasa dengan berjimak,” ujar Ustaz Bendri Jaisyurrahman dalam sebuah forum virtual, Ahad (2/5/2021).
Baca Juga: 7 Kesibukan Para Salaf di Bulan Ramadan
Kesibukan Ramadan Jangan Sampai Melupakan Pasangan
Meskipun dinilai tidak lazim dilakukan, apa yang dicontohkan oleh Sahabat Ibnu Umar tersebut merupakan sinyal untuk memperhatikan kebutuhan pasangan, meskipun pada bulan Ramadan.
Dalam surat Al-Baqarah ayat 187, disebutkan bahwa rofats atau berkata jorok dibolehkan untuk dilakukan oleh pasangan suami istri.
Hal ini, seperti dijelaskan oleh Ajo Bendri, merupakan isyarat untuk lebih memperhatikan hubungan suami istri agar rumah tangga harmonis.
“Strateginya Ibnu Umar, walaupun agak tidak lazim, dia berbuka puasa dengan berjimak. Dengan maksud, niatnya mau ibadah malam. Jadi, dia salurkan dulu kebutuhan pasangannya, supaya bisa fokus untuk ibadah malam,” kata Ustaz Bendri.
Hubungan suami istri yang tidak harmonis dan bahkan sering bertengkar merupakan sasaran empuk bagi syetan dan iblis.
Ajo Bendri menceritakan tentang iblis dan syetan yang sedang mengadakan pertemuan dan masing-masing syetan melaporkan apa saja yang telah mereka lakukan untuk merusak manusia.
“Dalam pertemuan itu, syetan yang paling dihargai adalah yang bisa menceraikan antara suami istri,” tambahnya.
Syeikh Ibnu Taimiyah mengatakan dengan jelas bahwa hukum dasar bercerai itu haram.
Namun, hal ini dijadikan sebagai tipu daya oleh syetan yang terus menghembus-hembuskan rasa ketidakpuasan terhadap pasangan.
Baca Juga: Teguran Pahit antara Suami Istri (3)
Syetan Berupaya Merusak Hubungan Suami Istri
Dua hal yang dilakukan syetan dalam membuat pasangan bercerai.
1. Syetan mampu membuat orang itu putus asa. Saat bercerai, syetan menyerang psikologis seseorang, terutama sang istri. Setelah ia bercerai, ia kemudian bisa saja mengalami depresi dan lain-lain yang bahkan bisa menyebabkan bunuh diri, murtad, dan lain sebagainya.
2. Syetan itu mampu membuat orang bermusuhan.
Syetan ingin membuat permusuhan ini meluas, khususnya antarkeluarga.
Tak hanya suami istri yang bermusuhan, tapi juga keluarga besar, lalu jadi permusuhan komunal, dan targetnya adalah anak-anak menjadi rusak.
“Sebenarnya, targetnya masa depan, anak-anak menjadi rusak. Meskipun ini tidak 100 persen, kalau suami istri bisa menjaga hak anak, tidak akan terjadi,” ujar Ajo Bendri.
Kalau anak rusak, kata Ajo Bendri, masa depan rusak, ini akibat angka perceraian yang meningkat apalagi pada masa pandemi.
Berdasarkan data yang dihimpun dari KNPK yang digagas oleh Prof. Dr. Ai Sunarti, pada tahun 2020 terjadi 479.500 perceraian, bandingkan dengan tahun 2019 yang berjumlah 429.000 kasus perceraian.
“Artinya, kalau kita hitung, setiap satu jam ada 50 pasangan bercerai di Indonesia,” ungkap Ustaz Bendri miris.[ind]