ChanelMuslim.com – Macam-macam istilah istri dalam Al-Qur’an. Al-Qur’an menyebut istri atau pasangan dengan imro’ah dan zauj.
Apa perbedaan makna kedua kata tersebut?
Baca Juga: Mengenal Li’an, Ketika Suami Menuduh Istrinya
Istilah Istri, Kata Zauj
Ustaz Bendri Jaisyurrahman atau akrab disapa Ajo Bendri mengatakan bahwa ketika Al-Qur’an menyebut istri
sebagai azwaj atau jamak dari kata zauj, berarti pasangan tersebut adalah pasangan yang harmonis.
“Contohnya, pasangan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, Nabi Adam dan Hawa itu disebut azwaj.
Tidak ada masalah dalam rumah tangga, artinya sudah mencapai kesempurnaan hubungan,” jelas Ajo Bendri, Ahad (2/5/2021) dalam sebuah forum virtual.
Berbicara tentang keluarga sama dengan menilai seberapa berkualitas diri kita sendiri.
Dalam surat Al Isra ayat 26 disebutkan bahwa orang yang baik patokannya adalah keluarganya.
“Min azwaajina qurrota a’yun, artinya kita minta penyejuk hati bermula dari pasangan dulu,” kata Ustaz Bendri.
Baca Juga: Teguran Pahit antara Suami Istri (3)
Istilah Istri, Kata Imro’ah
Sementara itu, istilah lain untuk menyebut istri adalah imro’ah. Jika perempuan disebut imro’ah artinya hubungan rumah tangga itu bermasalah.
Misalnya, Nabi Nuh dan istrinya; Nabi Luth dan istrinya; Asiyah dan suaminya, Fir’aun; Abu Lahab dan istrinya disebutkan dalam surat Al-Lahab ‘wamroatuhu’.
Yang dimaksud rumah tangga yang bermasalah yaitu para istri mereka kafir atau condong kepada kekafiran seperti dalam kasus Nabi Nuh dan Nabi Luth.
Di lain pihak, Fir’aun kafir dan bahkan mengaku Tuhan, tapi istrinya adalah perempuan yang taat. Ini juga termasuk rumah tangga yang bermasalah.
Imro’ah juga bisa digunakan untuk pasangan yang suaminya tidak ridho. Seperti dalam kisah Nabi Zakaria.
“Kalau suami tidak memiliki ridho terhadap istrinya, juga disebut imro’ah, contoh Nabi Zakaria dan istrinya, Isya’,” jelas Ustaz Bendri.
Isya’ binti Fakult, istrinya disebut imroah bukan karena kemandulannya, tapi karena lisannya yang tajam.
“Nabi Zakaria adalah seorang Nabi, maka istrinya akan menjadi Ibu dari anak seorang Nabi. Ketika Isya’ memperbaiki diri dan berubah, Allah memberikan anak untuk mereka,” tambah Ajo Bendri.
Di dalam surat Maryam ayat 5, Allah subhanahu wa taala kemudian menyebutnya zauj setelah Isya’ memperbaiki diri dan hamil.
Dalam hal salah satu pasangan wafat, juga tercakup dalam kata imro’ah.
Contohnya adalah istrinya Imran, yaitu Hana.
Mengingat kasus Nabi Zakaria dan istrinya, Ajo Bendri memberikan nasihat kepada para pasangan yang belum memiliki keturunan agar berbaik sangka bahwa kelak anaknya akan jadi ulama.
“Jadi yang belum hamil, berbaik sangka bahwa kelak jika diberi anak, anaknya akan jadi ulama, maka terus perbaiki diri,” katanya.
Kata zauj atau azwaj disebut dalam Surat Furqon ayat 74. Kesempurnaan hubungan dimulai dari hubungan suami istri.
“Sebelum jadi bapak ibu yang baik, jadilah suami dan istri yang baik,” jelasnya.
Itulah dua istilah istri atau pasangan yang disebutkan dalam Al-Qur’an. Semoga Sahabat Muslim dapat mengambil pelajaran dari makna pasangan tersebut.[ind]