ChanelMuslim.com – Arti Kehilangan, oleh: Mohammad Fauzil Adhim
Tahukah engkau artinya kehilangan? Ramadan tahun lalu, aku sempat menyaksikannya, tetapi tidak bisa ikut berpuasa. Saat-saat ketika orang menikmati makan sahur adalah waktu untuk menahan airmata.
Inilah kesempatan berharga yang aku tak mampu meraihnya. Sesuap makanan di waktu sahur, atau seteguk minuman, adalah asupan yang penuh barakah. Ia bukan sekadar makanan yang menguatkan badan menegakkan punggung untuk beribadah. Makan sahur itu sendiri, meski hanya dengan seteguk air, adalah ibadah.
Baca Juga: 30 Persen Masyarakat Kehilangan Kerabat Saat Gelombang Kedua Pandemi
Arti Kehilangan
Apabila pagi telah datang, lalu matahari bergerak meninggi, maka itu saatnya perawat datang mengantarkan makanan. Bukan olahan masakannya yang kadang membuatku sedih, tetapi karena pada saat itu berjuta-juta manusia meraih pahala dengan menahan dirinya dari makan dan minum. Padanya ada kebaikan. Dan bagi orang-orang beriman yang sedang berpuasa, Allah Ta’ala berikan hidangan istimewa berupa diijabahi-Nya doa-doa. Maka pantaslah apabila orang-orang yang telah wafat amat ingin memperoleh kesempatan untuk berpuasa, meski hanya sehari.
Aku tak kecewa dengan takdir-Nya. Banyak nikmat yang kuraih saat sakit dan tak kuperoleh di waktu sehat. Banyak anugerah yang baru kurasakan, atau baru kusadari di saat sakit dan ini adalah nikmat yang sangat besar. Sedemikian besarnya sehingga seringkali aku takut ketika ada yang mendoakan, “Semoga segera kembali seperti sediakala.” Tetapi aku meminta didoakan dengan kesembuhan yang penuh barakah, sebab segala sesuatu yang tidak barakah akan mendatangkan berbagai keburukan, termasuk kesembuhan, kebugaran maupun rezeki kita. Maka yang selalu aku mohon adalah kesembuhan yang barakah, sebagaimana rezeki pun aku berharap yang barakah agar keluarga ini juga barakah.
Tahukah engkau artinya tak berdaya? Ingin berpuasa, tetapi ada uzur yang menyebabkan diri ini tak kuasa. Memaksakan diri justru berbahaya dan bisa terjatuh kepada dosa, sedangkan melepaskannya berlalu adalah kesedihan yang begitu membekas di jiwa.
Tahukah engkau artinya bodoh? Di akhir Ramadan merasa sedih karena kesempatan besar meraih pahala dan ampunan telah berakhir, tetapi saat kesempatan itu datang lagi, kita membiarkannya tanpa sambutan berarti. Tak sebanding dengan airmata yang sudah pernah jatuh menangisi kepergiannya. Lalu kita pun kembali menangis di akhir Ramadan karena merasa kehilangan kesempatan yang memang kita sia-siakan.
Ramadan sudah dekat. Semoga umur kita sampai, dan Allah Ta’ala pertemukan kita dengan Ramadan-Ramadan berikutnya. Semoga pula kebodohan kita di tahun-tahun sebelumnya tak berulang. Setidaknya semakin berkurang sehingga kita dapat menjalani Ramadan dengan lebih baik dan ujungnya adalah taqwa.
Semoga Allah Ta’ala meridhai kita dan menolong kita agar termasuk orang yang berpuasa dengan sepenuh taqwa.[ind]