Chanelmuslim.com–Beberapa waktu lalu viral sebuah video shalat tarawih berjamaah tercepat tanpa tuma’ninah dan memperhatikan rukun shalat. Shalat tarawih 23 rakaat di Kabupaten Indramayu itu dilaksanakan hanya dalam waktu 7 menit. Mengenai video tersebut, Ustaz Farid Nu’man Hasan mengutip perkataan ulama Imam Abu Bakr Bin Sayyid Muhammad Syatha Ad Dimyathi Rahimahullah sebagai berikut.
ﺃﻧﻪ ﻳﻨﺒﻐﻲ ﻃﻮﻝ اﻟﻘﻴﺎﻡ ﺑﺎﻟﻘﺮاءﺓ ﻣﻊ اﻟﺤﻀﻮﺭ ﻭاﻟﺨﺸﻮﻉ، ﺧﻼﻓﺎ ﻟﻤﺎ ﻳﻌﺘﺎﺩﻩ ﻛﺜﻴﺮﻭﻥ ﻓﻲ ﺯﻣﺎﻧﻨﺎ ﻣﻦ ﺗﺨﻔﻴﻔﻬﺎ ﻭﻳﺘﻔﺎﺧﺮﻭﻥ ﺑﺬﻟﻚ، ﻗﺎﻝ ﻗﻄﺐ اﻹﺭﺷﺎﺩ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻋﺒﺪ اﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻋﻠﻮﻱ
اﻟﺤﺪاﺩ ﻓﻲ اﻟﻨﺼﺎﺋﺢ: ﻭﻟﻴﺤﺬﺭ ﻣﻦ اﻟﺘﺨﻔﻴﻒ اﻟﻤﻔﺮﻁ اﻟﺬﻱ ﻳﻌﺘﺎﺩﻩ ﻛﺜﻴﺮ ﻣﻦ اﻟﺠﻬﻠﺔ ﻓﻲ ﺻﻼﺗﻬﻢ ﻟﻠﺘﺮاﻭﻳﺢ، ﺣﺘﻰ ﺭﺑﻤﺎ ﻳﻘﻌﻮﻥ ﺑﺴﺒﺒﻪ ﻓﻲ اﻹﺧﻼﻝ ﺑﺸﺊ ﻣﻦ اﻟﻮاﺟﺒﺎﺕ ﻣﺜﻞ ﺗﺮﻙ اﻟﻄﻤﺄﻧﻴﻨﺔ ﻓﻲ اﻟﺮﻛﻮﻉ ﻭاﻟﺴﺠﻮﺩ، ﻭﺗﺮﻙ ﻗﺮاءﺓ اﻟﻔﺎﺗﺤﺔ ﻋﻠﻰ اﻟﻮﺟﻪ اﻟﺬﻱ ﻻ ﺑﺪ ﻣﻨﻪ ﺑﺴﺒﺐ اﻟﻌﺠﻠﺔ، ﻓﻴﺼﻴﺮ ﺃﺣﺪﻫﻢ ﻋﻨﺪ اﻟﻠﻪ ﻻ ﻫﻮ ﺻﻠﻰ ﻓﻔﺎﺯ ﺑﺎﻟﺜﻮاﺏ ﻭﻻ ﻫﻮ ﺗﺮﻙ ﻓﺎﻋﺘﺮﻑ ﺑﺎﻟﺘﻘﺼﻴﺮ ﻭﺳﻠﻢ ﻣﻦ اﻹﻋﺠﺎﺏ.
ﻭﻫﺬﻩ ﻭﻣﺎ ﺃﺷﺒﻬﻬﺎ ﻣﻦ ﺃﻋﻈﻢ ﻣﻜﺎﻳﺪ اﻟﺸﻴﻄﺎﻥ ﻷﻫﻞ اﻹﻳﻤﺎﻥ، ﻳﺒﻄﻞ ﻋﻤﻞ اﻟﻌﺎﻣﻞ ﻣﻨﻬﻢ ﻋﻤﻠﻪ ﻣﻊ ﻓﻌﻠﻪ ﻟﻠﻌﻤﻞ
Shalat tarawih semestinya lama berdiri dengan bacaan surat panjang disertai hadirnya hati dan khusyu’, berbeda dengan kebiasaan kebanyakan orang di zaman kita yang meringankannya, dan mereka justru berbangga-bangga atas hal itu.
Quthbul Irsyad Sayyidina Abdullah bin Alwiy Al Hadad mengatakan di dalam nasihat-nasihatnya: “Hendaklah memperingatkan orang-orang dari meringankan (mempercepat) shalat tarawih yang membuat lalai yang mana dijadikan kebiasaan banyak orang yang bodoh di dalam shalat mereka pada shalat tarawih, sehingga terkadang merusak rukun-rukun yangg wajib seperti meninggalkan tuma’ninah di dalam ruku’ dan sujud, dan meninggalkan membaca Al Fatihah, mau tidak mau dia meninggalkannya sebab tergesa-gesa, diberi peringatan agar mereka disisi Allah bukan orang yang shalat seperti itu, sehingga mendapatkan pahala, supaya mengetahui kesalahan-kesalahannya dan selamat dari ujub.
Hal ini dan perkara-perkara yang serupa dengannya adalah sebagian dari tipu daya syetan yang besar bagi orang yang beriman, untuk membatalkan amalan orang yang beramal dari mereka.”
(Sumber:
Imam Abu Bakr Ad Dimyathi, I’anatu Thalibin, 1/265.)
Shalat tarawih pada bulan Ramadan hendaknya dilakukan dengan khusyuk seraya mengharap pahala dan ridho Allah swt. Bukan sebaliknya, meski bilangan rakaatnya banyak tetapi ingin cepat-cepat selesai dan tidak memperhatikan tuma’ninah saat shalat. [ind]