SEBAGAI orang tua, kita harus memperhatikan tahapan penting dalam perkembangan anak berikut ini. Kita sering merasa mengasuh anak itu sungguh berat.
Sering tertatih mengejar tumbuh kembang anak. Rasanya frustasi.
Tumbuh menjadi orangtua sebenarnya sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak. Ketika anak tumbuh secara fisik, emosional, kognitif dan sosial pada saat itu juga kemampuan parenting kita ikut berkembang.
Mau tidak mau kita dipaksa untuk segera menyesuaikan kemampuan kita dengan perkembangan anak-anak kita. Mau tidak mau kita dipaksa untuk belajar tentang perkembangan anak pada saat itu.
Baca Juga: 6 Faktor Penting yang Mempengaruhi Pertumbuhan Anak
6 Tahapan Penting yang Harus Diperhatikan Orang Tua untuk Perkembangan Anak
Jika orangtua tidak mau belajar dan menyesuaikan diri dengan perkembangan anak maka akan sulit untuk melangkah ke tahap perkembangan selanjutnya.
Ketika anak tumbuh menuju manusia dewasa, orangtua tumbuh menjadi orangtua yang juga dewasa.
Ada 6 tahap untuk tumbuh menjadi orangtua. Perkembangan orang tua dapat dikategorikan ke dalam tahap-tahap mulai dari saat anak dilahirkan hingga ia menjadi orang dewasa yang mandiri. Inilah enam tahap perkembangan orangtua.
1. Tahap Persiapan
Persiapan menjadi orangtua tidak hanya disiapkan saat dua pasangan yang sedang menunggu lahirnya buah hati dalam kehidupan mereka.
Persiapan menjadi orangtua dilakukan bahkan pada saat ayah dan ibu belum menikah. Mempersiapkan diri menjadi orangtua yang tangguh, fleksible, mampu beradaptasi, open mind dan mau belajar sejatinya adalah mempersiapkan manusia yang bertanggung jawab.
Termasuk ke dalam tahapan persiapan ini adalah bagaimana ayah dan ibu memilih pasangan hidupnya. Memilih pasangan yang mempunyai visi dan misi yang sama menjadi penting jika pernikahan ditujukan untuk melahirkan generasi yang lebih baik.
Setelah semua tahapan menyamakan visi dan misi mengenai pernikahan dan parenting, orangtua memasuki tahap persiapan merawat bayi. Perawatan bayi tidak sekedar memilihkan pakaian, mainan, atau boks tidurnya.
Lahirnya seorang bayi membawa orangtua pada kesadaran akan ada yang berubah dalam keseimbangan kehidupan mereka. Mulai dari persoalan kurang tidur, baby blues, kehidupan seks, kehidupan sosial, pekerjaan dan lainnya.
Cetak biru kasar dalam fase ini adalah tentang prioritas pekerjaan mereka, tentang peran keduanya dalam membesarkan anak dan bagaimana kehidupan mereka akan berlanjut. Cetak biru ini berfungsi sebagai panduan dan dijalankan secara fleksible sesuai dengan kenyataan.
2. Mengubah Harapan
Tahap ini berlangsung sejak bayi dilahirkan hingga anak mendekati usia dua tahun. Pada tahap ini orangtua mulai belajar menyeimbangkan kehidupan mereka dengan merawat bayi selama 24 jam.
Banyak hal-hal tidak terduga yang bisa mengejutkan orangtua secara fisik atau pun emosional, misalnya air susu yang sedikit, buah hati tiba-tiba demam, bayi rewel dan tidak mau tidur hingga jam 3 malam.
Pada tahap ini dibutuhkan pengertian dan perhatian ayah dan para kerabat untuk membantu bunda yang baru melahirkan. Pada tahap ini juga perhatian akan banyak diberikan kepada keperluan bayi.
Hal yang diperlukan hanyalah sikap sabar dan kerjasama antara ayah dan bunda menjadi orangtua yang kompak. Yang perlu diingat masa ini tidak akan dijalani selamanya karena anak akan tumbuh dan menjadi mandiri.
3. Tahap Otoritatif
Ketika anak berusia 2 – 5 tahun, orangtua perlu mengambil peran otoritatif. Itu berarti mereka harus menjadi diktator yang baik hati, yang selalu memberi tahu anak mereka apa yang harus dimakan, bagaimana harus berperilaku, apa yang harus dilakukan, kapan waktu untuk tidur, dan apa yang bisa serta tidak bisa mereka miliki.
Tahap ini merupakan tahap penting karena orangtua sedang mempersiapkan kebiasan-kebiasaan dan peraturan yang akan dianut oleh anak di masa yang akan datang.
Ayah Bunda perlu memutuskan seperti apa sosok yang berwibawa dan bagaimana menetapkan dan menegakkan aturan pada anak. Ayah Bunda juga harus mulai berpikir apa yang akan lakukan ketika aturan itu dilanggar.
Untuk itu, di tahap ini Ayah Bunda harus belajar untuk menerima otoritas mereka dan memutuskan berapa banyak kendali yang dibutuhkan untuk melatih anak mereka.
Pertanyaan penting dari tahap ini adalah bagaimana Ayah Bunda menyelesaikan masalah yang tak terhindarkan.
4. Tahap Penafsiran
Pada tahap ini, ketika anak berusia 5 tahun mereka mulai masuk usia sekolah. Masa ini berlanjut hingga mereka memasuki usia remaja.
Ketika anak mulai memasuki usia sekola dan bertemu dengan banyak orang, mereka mulai menemukan hal-hal baru atau pengalaman-pengalaman baru.
Sering kali pengalaman-pengalaman baru itu tidak sesuai dengan nilai atau kebiasaan di rumah.
Ayah Bunda akan menemukan realitas sebenarnya. Terkadang kondisi sosial tidak sesuai dengan harapan kita. Atau terkadang ada kejadian-kejadian yang membuat Ayah Bunda merefleksikan parentingnya.
Dengan refleksi dan evaluasi, Ayah Bunda dapat menjadi lebih baik dalam menafsirkan apa yang sedang terjadi dan juga bisa mengantisipasi kejadian berikutnya.
Pada tahap ini, Ayah Bunda akan semakin realistis pada kondisi sosial anak. Anak tidak lagi hanya dipengaruhi oleh orangtuanya tetapi juga oleh orang lain.
Mengintepretasi atau mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada anak adalah tugas utama orangtua. Ayah Bunda perlu memikirkan bagaimana membantu anak-anak untuk mengembangkan konsep dan menjawab pertanyaan mereka tentang realitas mereka yang berubah ketika mereka tumbuh lebih dewasa.
5. Tahap Interdependen
Masa-masa remaja yang bergejolak adalah inti dari tahap orangtua ini, dan itu sering dimulai ketika mereka menyadari adanya perubahan tak terduga pada anak mereka.
Perubahan yang terkadang mengejutkan seperti pertumbuhan fisik, bahasa, gaya rambut, pakaian, sikap dan perilaku mereka terhadap lawan jenis.
Karena perubahan sering tidak terduga, Ayah Bunda perlu waktu untuk melepaskan gambaran tentang anaknya selama ini. Dengan dunia yang berubah dengan cepat, bahayanya lebih besar, dan orang tua sering tidak berpengalaman untuk menanganinya sementara pada saat yang sama memiliki kontrol yang semakin berkurang terhadap kehidupan anak.
Hubungan Ayah Bunda cenderung bergantian antara kedekatan dan keterpisahan ketika anak mulai mengembangkan identitas mereka sendiri.
6. Keberangkatan
Ketika anak-anak tumbuh dan bersiap untuk memasuki kedewasaan, Ayah Bunda mengalami fase evaluasi terdalam. Ayah Bunda membahas setiap tahap dan bertanya-tanya berapa banyak keberhasilan yang telah diraih. Ayah Bunda juga akan membangun harapan-harapan baru di benak tentang semua hal yang dapat dicapai anak-anak di masa depan tanpa perlu diawasi dengan ketat lagi.
Tahap keberangkatan cenderung berlangsung paling lama karena orang tua berusaha membuat ikatan mereka lebih kuat melalui tradisi, kebiasaan, atau ritual baru.
Ketika kontrol mereka terhadap anak-anak mereka berkurang, mereka mengambil peran baru ketika anak-anak mereka membutuhkannya dan membantu tanpa berusaha mengendalikan mereka.
Melalui penerimaan identitas yang terpisah dengan anak-anak, Ayah Bunda mulai dengan cara baru untuk terhubung dengan anak-anak.
Ayah Bunda yang belajar dan tumbuh bersama dengan anak-anak mengalami tahap pengasuhan yang serupa. Seiring berlalunya waktu, mereka mendapati bahwa kenyataan menjadi orangtua seringkali berbeda dari apa yang mereka bayangkan sebelumnya.
Itulah tahapan penting yang harus orang tua perhatikan. Tahapan penting tersebut mengingatkan kita bagaimana sebagai orang tua bisa terus memantau dengan baik perkembangan anak kita. [Maya/Cms]
Referensi: Frist Cry Parenting