ADAB di rumah orang. Saya akan menulis sesuatu yang mungkin menyakitkan hati. Yang mungkin juga akan membuat saya dibicarakan orang, tapi saya enggak tahan pingin mengungkapkan hal.
Tentang adab kita bila ada atau buat acara di rumah orang.
Pagi ini, khadimah di rumah saya keluar, dengan alasan terlalu banyak acara. Dan saya maklum.
Apakah mereka pengisi acara? Atau organizer acara? Bukan. Mereka adalah ‘korban kemalasan dan kecuekan kita’. Mari kita bayangkan kerja mereka kalau ada acara pengajian atau training atau arisan di rumah kita.
1) Menggelar karpet dan menyiapkan minuman
2) Masak dan bantu masak dan membershkan semua perabot masak
3) kerja-kerja rumah lainnya (setrika baju dll yang rutin harian)
4) Buka dan siapkan screen LCD bila diperlukan, cari kabel gulung dll.
5) Pusat informasi; di mana semua tamu tanya ini itu dan juga menanyakan tuan rumah dan memberitahu tamu yang datang dll (penerima tamu)
6) Menyiapkan minuman dan kue-kue kecil
7) mengepel bila ada anak numpahin minuman
8. Yang paling berat membersihkan ruangan setelah acara selesai dengan sampah di mana-mana dan bekas makanan minuman di mana-mana. Seluruh rumah.
Yang punya acara kita, yang sibuk-sibuk banget para ART. Wajar kalau minta keluar, apalagi membaca berita Sus Rini (ART-nya keluarga Raffi Ahmad) katanya pulang kampung merawat ibunya dan gajinya 12 juta.
Aihh .. ( saya pura-pura enggak dengar..).
Adab lain adalah; Bagi yang bawa anak kecil, tolong ajarkan anaknya agar;
1) Tidak buka kulkas
2) Tidak pegang-pegang barang keramik dll yang diduga bakalan pecah
3) Tidak melongok-longok atau masuk-masuk kamar
4) Anak besar jangan main-mainan anak kecil. Tidak pantas anak usia SD mainan anak pra TK.
5) Tidak ambil barang orang di rumah orang lain
6) Kalau bawa bayi jangan suapin biskuit yang beremah di atas karpet
7) Ingatkan anak-anak agar jangan nyoret-nyoret sofa atau menggambar di atas sofa, apalagi sofa berwarna putih.
Kita bertamu alangkah baiknya bila kita tidak menyusahkan tuan rumah. Dengan membantu mencuci piring atau meletakkan bekas makan minum pada tempatnya, buang sampah di tempat sampah dan tidak ditinggalkan begitu saja.
Kami di Australia kalau buat acara. ‘Dari sejak menyiapkan ruangan sampai beberes dan membersihkan kembali dilakukan bersama-sama antara tetamu dan tuan rumah.
Tetamu datang lebih awal untuk bantu menyiapkan apa-apa yang diperlukan bersama ketika acara. Yang bapak bapak nyiapkan karpet, yang ibu-ibu bantu masak nasi dan nyiapkan makanan. Anak-anak juga dilibatkan. Ada yang jaga adik bayi, ada yang lipat-lipat tisue.
Semuanya kerja sama, jadi ukhuwah lebih terasa ~ termasuk membantu menyiapkan plastik besar untuk tempat sampah dan bahkan ada yang bantu bawa rice cooker isi nasi.
Anak-anak juga dibekali makanan, mainan dan apa-apa yang bisa menyibukkan mereka agar tenang ketika orangtuanya ikut kajian, arisan atau training. Tidak mengandalkan mainan, buku atau barang-barang yang empunya rumah.
Baca juga: Adab Berjumpa dengan Orang lain
Adab di Rumah Orang
Mungkin ke depan, budaya di Australia ini bisa kita terapkan di Indonesia. Saling tolong menolong.
Bukannya bikin acara beramai-ramai namun kemudian ngeberantakin beramai-ramai dan meninggalkannya beramai-ramai.
Mungkin gosip yang akan timbul;
“Bu Fifi terlalu banyak acara sih, makanya ngomel-ngomel bikin artikel, kurangi atuh buu acaranya ..”.
Saya ingatkan yaa temans,
“Bukan acaranya yang dikurangi, tapi kepekaannya yang ditambahkan“.