BAGAIMANA kalau telanjur berkata kasar kepada anak yang mungkin sudah melukai perasaan anak? Bagaimana menebusnya?
Pendiri Rumah Pintar Aisha Dyah Lestyarini mengatakan bahwa orangtua sebenarnya tidak ingin mengatakan kata-kata negatif kepada anak.
Namun, namanya juga manusia, pasti ada salahnya, pasti ada lupanya. Terkadang meskipun kita tahu teorinya namun tetap saja kita kurang mampu mengontrol diri.
Baca Juga: Sikap yang Tepat dalam Mendidik Anak di Usia Baligh
Jika Telanjur Berkata Kasar, Cobalah Bersikap Lebih Tenang
Kebanyakan jika orangtua sudah terbiasa marah, jengkel, meluap-luap saat melihat kenakalan anak, fokusnya pada kata “sudah terbiasa marah”. Coba pelan-pelan dibiasakan untuk bersikap lebih tenang saat anak marah.
Saat melihat sesuatu yang tidak disukai, jangan langsung marah tetapi tahan dan hirup nafas lalu keluarkan nafas dengan beristighfar, terus saja lakukan tarik nafas keluarkan dengan istighfar sampai kita sedikit lebih tenang.
“Insya Allah teknik ini akan mengurangi kemarahan kita dan dampak negatif yang ditimbulkan. Memang awalnya sulit dan susah namun jika terus dilakukan insya Allah akan menjadi terbiasa,” ujar Dyah dalam Kuliah WhatsApp Tumbuh yang diadakan oleh Rumah Pintar Aisha, Sabtu (29/5/2021).
Kalau sudah menjadi terbiasa, insya Allah semua menjadi lebih mudah dilakukan. Jika sudah lebih tenang, insya Allah orangtua akan lebih mudah mengontrol ucapan.
Segera Beristighfar
Jika seandainya orangtua telanjur mengucapkan kata buruk kepada anak, saat kita sadar bahwa itu salah, segera saat itu juga beristighfar.
Lalu berdoa kepada Allah, “Ya Allah ampuni aku, jangan Engkau kabulkan ucapanku tadi, hamba khilaf”.
Terus saja pola seperti ini diterapkan. Semoga kata-kata buruk yang tadi telanjur diucapkan, tidak menjadi doa bagi anak-anak.
Belajar untuk mengatakan kata-kata positif kepada anak meskipun dalam keadaan marah, jengkel, sebel. Meskipun dengan nada kesal dan marah, berusahalah yang keluar adalah kata-kata yang positif.
Minimal dengan beristighfar meskipun dengan nada jengkel dan marah. Memang ini yang tersulit tapi sekali lagi jika kita sudah terbiasa insha Allah semua menjadi lebih mudah.
Baca Juga: Musuh Terbesar dalam Mendidik Anak
Perbanyak Kata Positif
Memperbanyak kata positif yang berlawanan dengan kata négatif yang sering dikatakan misalnya jika sering berkata dasar nakal maka sering-seringlah berkata “anak baik” misalnya “Andi anak baik kesini nak”.
“Jazakillah ya fatimah yang sholehah dan baik hati, sudah diambilkan air minum untuk Bunda”.
Doa Super Mustajab
Senjata orang beriman itu doa, khususnya doa ibu itu super mustajab. Doa adalah senjata utama bagi kita para orang tua dalam mendidik anak karena doa bisa mengubah takdir.
Selain itu, doa bisa mengubah ketidakmungkinan menjadi mungkin. Maka berdoalah.
Mintalah kepada Allah agar Allah tidak mengabulkan kata-kata buruk yang sudah telanjur kita katakan.
Lalu berdoalah dengan sungguh-sungguh kata positif yang berlawanan dengan kata negatif yang tadi sering kita katakan.
Misalnya jika kita sering berkata bodoh kepada anak maka berdoalah kepada Allah agar anak kita menjadi anak yang cerdas dan kreatif. Jika kita sering mengatakan penakut, berdoalah agar anak kita menjadi seorang pemberani.[ind]