KETIKA hati memiliki keinginan yang berlebihan merupakan bagian keempat dari seri Tujuh Penghambat Kebahagiaan yang ditulis oleh Randy Insyaha, Pendiri Rumah Pintar Aisha.
Sobat, keinginan manusia itu seringkali tanpa ujung. Sudah punya motor, ingin punya mobil. Sudah punya mobil ingin punya mobil mewah. Sudah punya mobil mewah ingin punya kapal pesiar pribadi. Sudah dapat juga muncul keinginan punya pesawat pribadi.
Sama halnya dengan harta, punya berapapun harta tidak pernah cukup. Itu yang menyebabkan tidak bahagia, selalu menginginkan sesuatu yang tidak ia miliki lupa mensyukuri apa yang sudah dimiliki.
Jadi sobat belajarlah untuk mensyukuri apa yang kita miliki saat ini maka kita akan bahagia.
Baca juga: Cara Mengungkapkan Banyak Keinginan
Ketika Hati Memiliki Keinginan yang Berlebihan
Begitu juga keinginan kita terhadap orang lain. Kita menginginkan orang lain sesuai dengan apa yang kita pikirkan, apa yang kita inginkan.
Kita ingin orang lain sesuai dengan apa seharusnya dilakukan menurut versi kita. Misalnya, kita ingin teman kita meminta maaf karena dia sudah bersalah tapi ternyata teman kita ini tidak pernah minta maaf dan bahkan merasa tidak bersalah.
Lalu kita sedih. Kita menuntutnya untuk melakukan sesuai yang kita inginkan. Padahal kita tidak akan pernah bisa mengubahnya.
Jangankan diri kita, Nabi saja tidak bisa mengubah iman pamannya, Nabi Luth tidak mampu mengubah istrinya, Nabi Ibrahim tidak mampu mengubah ayahnya. Nabi Nuh tidak mampu mengubah anaknya.
Kita itu menginginkan seseorang sesuai dengan apa yang kita inginkan, apa yang kita bayangkan padahal itu tidak mungkin karena itu di luar kuasa kita.
Itulah yang menjadi masalah dalam kehidupan kita, ingin orang lain berperilaku sesuai apa yang kita inginkan.
Jadi saat kita menginginkan orang lain berperilaku sebagaimana yang kita inginkan lalu orang tersebut tidak melakukannya maka kembalikan kepada Allah.
Semua yang menimpa kita itu adalah takdir Allah untuk menguji kesabaran kita. Allah menguji diri kita dengan sikap orang lain yang tidak kita sukai.
Jadi, ikhlaskan dan maafkan. Katakan “Ya Allah, Aku ikhlas dan menerima, semua sudah menjadi takdir-Mu, ya Allah berilah Aku ketenangan”.
“Mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS. An-Nisa’: 19).[ind]