Chanelmuslim.com – Bersegera Ke Masjid Begitu Masuk Waktu Shalat
“Dan dari Aisyah Radhiyallahu Anha, ia berkata, ‘Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam biasa berbincang-bincang dengan kami dan kami pun berbincang-bincang dengan beliau. Tetapi apabila dating waktu shalat, seakan-akan beliau tidak mengenal kami dan kami pun tidak mengenali beliau.” (HR. Al-Azdi)
Begitu tingginya nilai keutamaan shalat berjamaah dan memenuhi panggilan adzan, sehingga dalam keadaan sedang bercengkrama dengan istri-istrinya pun, ketika masuk waktu shalat, dan dikumandangkan adzan Rasulullah langsung menyudahi pembicaraannya.
Baca Juga: Hikmah Waktu-waktu Shalat
Bersegera Ke Masjid Begitu Masuk Waktu Shalat
Lalu beliau segera mengambil air wudhu, bersiap-siap dan bergegas menuju masjid untuk menunaikan shalat jamaah bersama-sama para sahabat. Tentang sikap beliau tatkala menjawab panggilan shalat ini, sampai-sampai Aisyah menggambarkan sebagai “seakan-akan tidak mengenali mereka.”
Itulah kebiasaan beliau ketika masuk waktu shalat; segera bersiap-siap dan bergegas menuju masjid. Dalam hadits lain yang juga diriwayatkan Aisyah disebutkan;
“Dari Al-Aswad bin Yazid, ia berkata, Aku bertanya kepada Aisyah Radhiyallahu Anha, ‘Apa yang dilakukan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam di rumahnya?’ Kata Aisyah, ‘Beliau membantu pekerjaan keluarganya. Dan apabila masuk waktu shalat, beliau segera keluar menunaikan shalat’.” (HR. Al-Bukhari)
Dan dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari dan Muslim dari Amru bin Umayyah Adh-Dhamari Radhiyallahu Anhu disebutkan,
“Aku (Amru) melihat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam memotong daging kambing dan memakannya. Kemudian ketika datang panggilan shalat, beliau langsung berdiri dan meletakkan pisaunya, lalu shalat.” (Muttafaq Alaih)
Diriwayatkan, bahwa Ali bin Abi Thalib Radhiyallau Anhu sampai bergetar tubuhnya dan berubah warna raut mukanya apabila dating waktu shalat dan terdengar panggilan adzan. Seorang sahabat bertanya, “Ada apa dengan dirimu, wahai Amirul Mukminin?” Ali berkata, “Telah dating waktu amanat yang pernah ditawarkan Allah kepada langit, bumi dan gunung, untuk mengembannya. Namun, mereka menolak dan tidak sanggup mengembannya. Kemudian ketika amanat ini ditawarkan kepada manusia, dia pun menerimanya.”
Sumber ” 165 Kebiasaan Nabi, Abduh Zulfidar Akaha, Pustaka Al Akutsar