SEBAGAI orang tua, menjaga tata krama anak-anak kita merupakan kewajiban. Manners atau tata krama merupakan perilaku kebiasaan yang dilakukan oleh seseorang.
Sebagai orang tua sudah pasti kita menginginkan anak-anak kita mempunyai perilaku yang baik. Tempat umum bisa kita jadikan ajang untuk melatih dan mengukur prilaku anak-anak kita.
Baca Juga: Menciptakan Rumah Sederhana yang Santun untuk Anak
Menjaga Tata Krama Anak-Anak Kita
Banyak perilaku yang menunjukan sikap kurang baik kita dalam bersosial. Yang pertama tentang mengantre. Mengantre itu penting untuk menjaga kenyamanan dan keamanan lingkungan. Apa jadinya jika terjadi aksi saling serobot.
Pasti akan menjadi ricuh dan ramai. Ajak anak untuk membiasakan mengantre. Walau terkadang pada kenyataannya, saat sedang asyik mengantre ada saja yang tiba-tiba menyerobot antrean.
Jelaskan pada anak jika itu bukan bagian dari perilaku yang baik. Dan bersabarlah menghadapi perilaku orang lain yang seperti itu. Pada kondisi seperti ini, kita bisa sering mengingatkan anak tentang takdir Allah, bahwa rezeki seseorang tidak akan pernah tertukar.
Kedua, membiasakan anak untuk merapikan meja setelah makan bahkan ketika sedang makan di restaurant atau sekedar di warung makan.
Kita sudah biasa menemukan meja makan di restauran atau tempat makan penuh dengan sisa makanan atau tisu yang berserakan dari pengunjung sebelumnya.
Pemandangan yang menjijikan bukan. Yang paling mudah memang tinggal memanggil pelayan untuk membersihkan meja.
Namun, bukankah lebih baik jika setelah makan kita sendiri yang merapikannya. Kita bisa membiasakan anak-anak untuk menumpuk piring makanan setelah makan dan menyatukan sampah pada satu wadah. Ini meringankan tugas pelayan restauran.
Kita tidak membiasakan anak-anak untuk membeli makanan atau minuman yang sekiranya tidak mampu mereka habiskan.
Jika makanan tidak habis, saya akan meminta tolong untuk dibungkus dan dibawa pulang. Ketika di rumah bisa untuk dimakan lagi atau untuk hewan peliharaan di rumah.
Bukan persoalan pelit atau perhitungan. Ini bisa mengurangi persoalan sampah rumah makan. Ketiga, mengucapkan terima kasih pada siapapun yang membantu atau meringankan langkah kita.
Kita membiasakan anak-anak untuk mengucapkan terima kasih kepada bapak petugas parkir, mbak petugas kebersihan atau kepada mbak SPG yang telah membantu mencari barang yang dinginkan.
Ucapan terima kasih menunjukan rasa syukur kita kepada Allah atas segala kemudahan yang telah Allah berikan lewat orang-orang itu.
Kami juga sesekali memberi tugas kepada anak untuk bertanya kepada petugas, misalnya bertanya tentang di mana letak musala. Atau meminta tolong pada pelayan restoran untuk menambah pesanan.
Ini untuk melatih mereka berani berbicara, bertanya atau mengungkapkan keinginan mereka pada orang lain. Dan setelah mereka selesai dengan hajatnya, mereka membiasakan diri untuk mengucapkan terima kasih.
Keempat, mengucapkan maaf kepada orang yang dilanggar kenyamanannya misalnya tersenggol saat jalan. Kata maaf ini menunjukan sikap mengakui kesalahan dan penyesalan.
Maaf juga bisa membuat orang yang terlanggar kenyamanan menjadi ridho pada kita. Jangan sampai orang yang kita langgar kenyamanannya baik sengaja atau tidak sengaja mengucapkan kata-kata yang tidak baik kepada kita. Khawatir itu menjadi doa.
Kelima, mengucapkan kata tolong saat ingin meminta bantuan. Kata tolong menunjukan sikap kesantunan seseorang . dengan sikap santun artinya kita menghormati orang lain.
Masih banyak lagi perilaku baik yang bisa kita tanamkan kepada anak-anak kita saat berada di tempat umum. Ini melatih mereka untuk bisa menempatkan diri dan bersikap kepada orang lain.
Perilaku dan sikap yang baik akan membawa lebih banyak kebaikan kepada diri anak-anak. Mereka akan lebih luwes dalam bersosial dan juga akan mengasah empati mereka sebagai manusia. [MAY/Cms]