LEBIH dari 40 persen anak Indonesia kekurangan vitamin D, sebagaimana yang diungkapkan oleh dr. Maria Charlotte, B.Med, Sc.
Kondisi kekurangan vitamin D tidak akan menampakkan gejala yang khas, namun jika sudah parah dapat menyebabkan otot anak menjadi kaku, kejang, dan sulit bernapas.
Dampak dari defisiensi vitamin D ini berupa penyerapan kalsium dan juga fosfor untuk pembentukan tulang anak tidak optimal.
Baca Juga: Manfaat Vitamin A dan Jumlah yang Dibutuhkan untuk Si Kecil
Sedangkan dikutip dari Alo Dokter kekurangan vitamin D bisa menyebabkan beragam gangguan, seperti:
- Rakitis. Kondisi ini akan menyebabkan anak mengalami nyeri pada tulang kaki, nyeri otot, dan kelemahan otot. Rakitis juga bisa membuat bentuk kaki anak bermasalah, misalnya kaki O atau kaki X.
- Gangguan pertumbuhan. Kekurangan vitamin D pada anak akan berdampak pada gangguan pertumbuhan tinggi badannya.
- Keterlambatan pertumbuhan gigi.
- Mood dan emosi mudah berubah.
- Kelemahan pada otot jantung atau kardiomiopati.
“Anak rentan mengalami batuk pilek dan juga infeksi saluran kemih sehingga mempengaruhi kenaikan berat badannya,” tambah dr Maria dalam akun instagramnya @mcharlotte9.
Kurangnya asupan makanan yang kaya akan vitamin D menjadi salah satu faktor risiko defisiensi vitamin D.
Ikatan Dokter Anak Indonesia merekomendasikan suplementasi vitamin D dengan dosis berikut.
- Dosis pemberian vitamin D usia 0-1 tahun sebanyak 400 dosis harian (IU)
- Dosis pemberian vitamin D usia 1-18 tahun sebanyak 600-1000 dosis harian (IU)
Bila anak sering mengalami infeksi, dianjurkan cek kadar vitamin D, jika terbukti kekurangan dibutuhkan dosis terapi. [Ln]