AGAR tidak terpengaruh apa kata orang, ini misi besarnya, dijelaskan oleh Randy Insyaha, motivator parenting dari Rumah Pintar Aisha.
Jujur, saya seringkali berdiskusi dengan banyak orang. Mereka merasa tidak bahagia, kesal, stres, depresi, marah karena dikomentari orang lain. Banyak juga anak-anak generasi gen z yang kena mental disebabkan komentar negatif dari temannya. Bahkan ada juga anak remaja kena mental dan menjadi terpuruk hanya gara-gara postingan-nya tidak ada yang ‘like’.
Begitu banyak orang yang mendambakan komentar positif, respon positif termasuk di sosmed. Begitu hancurnya mental seseorang hanya gara-gara postingan tidak ada yang like atau bahkan ada yang nyinyir.
Lalu bagaimana agar kita itu tidak terpengaruh oleh kata-kata atau sikap orang lain?
Baca juga: Jangan Menggembosi Amal Orang Lain Dengan Menuduhnya Riya
Agar Tidak Terpengaruh Apa Kata Orang, Ini Misi Besarnya
Sobat, perhatikan hadits berikut ini.
“Takkan bergeser kedua telapak kaki seseorang pada hari kiamat sebelum dia ditanya tentang 4 perkara:
1) tentang umurnya, untuk apa dia habiskan; 2) tentang tubuhnya, untuk apa dia letihkan; 3) tentang ilmunya, amal apa yang dia lakukan dengannya; dan 4) tentang hartanya, dari mana dia peroleh dan untuk apa dia belanjakan.” (HR Muslim).
Nanti di Padang Mahsyar, Allah menanyakan 4 hal itu kepada setiap orang. Jadi selain pertanyaan di alam kubur, ada pertanyaan yang lebih dahsyat lagi yaitu 4 pertanyaan itu.
Lalu coba kita refleksikan diri sendiri. Kalau Allah menanyakan 4 hal itu, kira-kira apa jawabannya. Untuk apa umur ini dihabiskan, lalu kita jawab untuk perbuatan yang sia-sia bahkan dihabiskan untuk perbuatan dosa.
Bagaimana perasaan kita saat kita menjawab pertanyaan itu di depan Allah, Tuhanmu, Tuhan seluruh manusia. Coba pikirkan. Apa kira-kira laporan saat kita di Padang Mahsyar kelak.
Apakah laporan yang membuat diri kita bangga dan bersemangat mengatakannya karena capaian prestasi yang luar biasa saat di dunia. Atau kita melaporkan dengan lidah kelu, tubuh bergetar, suara parau karena yang kita laporkan di hadapan Allah itu yang akan membuat Allah murka.
Sobat, kita perlu merencanakan laporan kita kepada Allah kelak di akhirat. Kita harus merencanakan saat ini juga. Kita harus memiliki target yang besar sepanjang hidup yang kita jalani ini. Kita harus melakukan hal-hal yang besar yang kelak akan kita laporkan kepada Allah di Padang Mahsyar nantinya.
Jika kita punya target besar dan melakukan hal-hal yang besar untuk kita laporkan kepada Allah kelak maka kita tidak akan punya waktu untuk peduli dengan apapun.
Orang melihat atau tidak, kita tidak peduli karena target kita bukan kata orang, bukan pendapat orang, bukan apresiasi manusia tetapi target kita adalah keridhoan Allah, kasih sayang Allah dan rahmat Allah.
Kita ingin melaporkan karya besar kita yang membuat Allah sayang dan ridho kepada diri kita. Orang berkomentar apapun kita sudah tidak peduli lagi.
Orang lain berkata apapun, kita enggak peduli lagi bahkan saat mendapat apresiasi di duniapun, juga tidak begitu peduli. Karena fokusnya adalah bagaimana ia melaporkan target besarnya itu hanya semata-mata kepada Allah saat nanti di Padang Mahsyar.
Kita harus memiliki kontribusi unggulan yang layak kita banggakan di hadapan Allah kelak bukan untuk dibanggakan di dunia dan bukan untuk mendapatkan puja puji manusia semata.
Kita harus memiliki misi yang tidak ada orang yang tahu misi kita itu karena misi itu hanya akan kita laporkan kepada Allah nanti di akhirat.[ind]