PUKULAN yang menguatkan ditulis oleh Adham Syarqawi. Kita berhutang pada kesulitan karena kesulitanlah yang membentuk kita.
Setiap pukulan yang tidak membunuhmu bisa menguatkanmu dan memberimu kekebalan.
Vaksin yang mereka berikan kepada anak-anak adalah penyakit yang dilemahkan.
Vaksin itu membuat tubuh mereka mengenali berbagai penyakit.
Jika mereka benar-benar terkena penyakit nanti, tubuh mereka kuat untuk melawannya.
Dan begitulah hidup ini, setiap pukulan yang kamu terima akan membuatmu lebih kuat dan lebih bersemangat.
Temanku, mungkin sebuah pukulan menyakitimu, tapi pukulan itu mengungkapkan kepadamu titik-titik kekuatan dalam dirimu. Sebelumnya, kamu menganggap diri rapuh.
Bisa jadi suatu kegagalan telah membangunkanmu dari kelalaian.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Lalu kamu memutuskan untuk berhenti di tengah jalan. Jika bukan karena kegagalan tersebut, kesudahan yang kamu terima akan sangat menyedihkan dan kamu tidak bisa bangkit lagi setelah itu.
Barangkali suatu musibah menimpamu, lalu musibah itu menunjukkan siapa orang-orang yang ada di sekitarmu sebenarnya.
Kemudian kamu mengetahui orang-orang yang kamu anggap sebagai penopangmu, ternyata menjadi orang pertama yang meninggalkanmu.
Kamu juga bisa melihat orang-orang yang tidak terlalu kamu andalkan, ternyata menjadi orang pertama yang menguatkanmu dan berbisik kepadamu, “Jangan takut, kami di sini untuk mendukungmu!”
Bisa jadi situasi yang menyakitkan membuatmu makin bijak, karena kamu tidak bisa mempelajarinya di hari-hari tenang.
Pukulan yang Menguatkan
Baca juga: Ada Hikmah yang Tidak Kamu Lihat
Sayangnya, kegagalan menjadi sekolah terbaik untuk dipelajari.
Bisa jadi suatu kekecewaan menyakitkanmu, tetapi sebagai buahnya kamu dapat menyingkirkan orang-orang dari hatimu lalu digantikan dengan mereka yang benar-benar pantas bagimu.
Bisa jadi suatu pertempuran membuatmu kalah, tetapi kekalahan itu justru memberitahumu bahwa prajurit yang kamu andalkan itu hanya “kertas”.
Percayalah, jika kamu mengetahui segala sesuatu sebagaimana fakta sebenarnya, maka hal itu lebih bisa mengurangi rasa sakit dibandingkan jika kamu selalu ditipu.
Temanku, laut yang tenang tidak menghasilkan pelaut yang handal.
Tentara sejati tidak muncul di kamp pelatihan. Sebaliknya, mereka lahir dari rahim peperangan.
Kamu berhutang budi pada badai dahsyat yang mendewasakanmu. Juga berhutang budi pada pertempuran sengit yang membangkitkanmu.
Semoga kedamaian selalu ada di hatimu.[Sdz]