UNTUK menjerumuskan manusia ke jalan kesesatan, setan sang penggoda memiliki strategi tinggi dan modus halus sehingga banyak manusia terkelabui.
Pertama, menampakkan kebathilan terlihat indah.
Kebathilan sejatinya buruk, menjijikkan dan membahayakan.
Namun pelaku kebathilan justru melihatnya suatu yang indah dan menyenangkan.
Demikian karena setan telah memperindah kebathilan di hadapan manusia.
قَالَ رَبِّ بِمَآ اَغْوَيْتَنِيْ لَاُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِى الْاَرْضِ وَلَاُغْوِيَنَّهُمْ اَجْمَعِيْنَۙ ٣٩
Ia (Iblis) berkata, “Tuhanku, karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, sungguh aku akan menjadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi dan sungguh aku akan menyesatkan mereka semua. (Al-Hijr:39).
Kedua, mencitrakan baik terhadap kebathilan.
Bila menyebut pelacur terasa menjijikkan, bila menyebut judi terasa memalukan, bila menyebut korupsi terasa keji, bila menyebut dukun serasa seram.
Tapi bila dikatakan pramu nikmat untuk pelacur, undian untuk judi, penyalahgunaan keuangan untuk korupsi, paranormal untuk dukun, hal tersebut terasa biasa bahkan lebih menarik.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Ketiga, stigmatisasi terhadap kebenaran.
Rasulullah dan para pengikutnya disebut kelompok sufaha (bodoh, kurang wawasan).
Rasul sendiri disebut majnun (irasional), kahin (paranormal), sahir (ilusionis), dan lain-lain oleh kaum kafir.
Upaya stigmatisasi memburukkan citra kebenaran bertujuan agar manusia menjauhi kebenaran itu, menjauhi Nabi, menjauhi Islam dan menjauhi Al-Quran.
Saat ini sebutan radikal, ekstrimis, bahkan teroris disematkan kepada mereka yang ingin menegakkan syari’at Islam sekaligus menumbangkan hegemoni penjajahan kapitalisme global yang telah memporak-porandakan dunia khususnya dunia Islam.
Keempat, memasuki hobi manusia.
Setan lebih mudah masuk pada suatu hal yang menjadi hobi manusia.
Baca juga: Mengenali Tipu Daya Setan
Membongkar Modus dan Strategi Setan
Orang yang hobi mancing, hobi main game, medsos, musik, nongkrong dan lainnya.
Lewat semua itu setan mampu melalaikan manusia menjadi lupa pada kewajiban ibadah, keluarga dan sosial.
Sesungguhnya setan menyusup dalam diri manusia melalui aliran darah. (HR. Muslim).
Hobi terhadap maksiat tentu mutlak mesti dihindari.
Hobi yang sifatnya mubah mesti kita waspadai.
Karenanya kita diperintahkan untuk bersikap pertengahan dalam menyukai atau membenci sesuatu.
Lebih dari itu segala dorongan keinginan mesti dikendalikan oleh syari’at, sehingga setan tidak menguasainya.
Kelima, bergerak secara bertahap.
Awalnya dari chatting di dunia maya, kemudian janjian kopi darat, lalu jalan-jalan dan terjadilah dosa berikutnya.
Sungguh banyak dosa pelecehan, pembunuhan, aborsi, awalnya dari pacaran.
Demikian juga suap dan korupsi awalnya dari pertemanan antara penguasa dan pengusaha.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ
Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan! (An-Nur:21).
Keenam, menghalang-halangi kebenaran.
Terasa malas melaksanakan shalat, berat mengeluarkan infak dan zakat, menunda-nunda ibadah haji, bosan dan lelah dengan dakwah, adalah bisikan setan untuk menjauhkan manusia dari kebenaran.
Sumber: Kultum 100 Judul – Ust. Lathief Abdallah
[Sdz]