MENGENALI tipu daya setan. Ada dua metode besar mengenali tipu daya setan.
Pertama, bila setan membisikkan hal-hal yang baik ke dalam hati kita, tujuannya adalah untuk memperdayakan manusia, lalu menjerumuskannya secara perlahan-lahan kepada keburukan.
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda.
Sikap tergesa-gesa itu berasal dari setan, kecuali dalam lima perkara. (1) Menikahkan anak gadis apabila telah dewasa. (2) Membayar utang apabila telah jatuh tempo. (3) Menyelenggarakan prosesi pengurusan jenazah apabila (seseorang) telah (dinyatakan) meninggal dunia. (4) Menjamu tamu apabila ia berkunjung (sesuai haknya). (5) Dan bertobat dari dosa apabila telah melakukan perbuatan dosa.
Adapun mengenai rasa takut, seorang hamba Allah harus merasa prihatin dalam hatinya, apakah dia dapat melaksanakan dengan baik semua perintah Allah ataukah tidak.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Sedangkan mengenai qadha’ (keputusan Allah), dia harus merasa yakin bahwa keputusan itu sangat baik baginya.
Seorang hamba juga harus senantiasa mempunyai harapan akan memperoleh balasan di akhirat atas amal-amal yang ia kerjakan di dunia.
Kedua, dengan mengenali tujuh tingkatan siasat dan tipu daya setan yang digunakan untuk menjerat manusia.
Pertama, dengan cara mencegah manusia mengerjakan amal ibadah.
Apabila manusia dilindungi oleh Allah dan menolak bujukan setan itu dengan mengatakan, “Aku sangat membutuhkan amal baik, sebab aku harus membawa bekal dari dunia yang fana ini untuk menuju akhirat yang abadi,” maka setan akan melanjutkan dengan cara yang kedua.
Baca juga: Strategi Mengalahkan Setan
Mengenali Tipu Daya Setan
Kedua, setan membisikkan kepada manusia untuk menunda-nunda mengerjakan amal ibadahnya.
Ketiga, setan menganjurkan kepada manusia untuk tergesa-gesa dalam mengerjakan amal ibadah.
Ia membisikkan, “Tergesa-gesalah, agar engkau cepat-cepat terbebas dari ini dan itu.”
Keempat, setan membisikkan kepada manusia untuk mengerjakan ibadahnya sebagus mungkin agar orang-orang tahu bahwa ia seorang ahli ibadah.
Kelima, setan ingin menjerumuskan manusia pada perbuatan ujub (mengagumi amal sendiri), dengan mengatakan, “Betapa hebatnya engkau, dan betapa bersemangatnya engkau dalam beramal ibadah.”
Keenam, ini cara yang paling dahsyat, yang tidak banyak diketahui orang kecuali yang memiliki hikmah.
Setan mengatakan, “Bersungguh-sungguhlah engkau beramal ibadah dengan rahasia, karena Allah lah yang menampakkan ibadah dan ketaatanmu itu ke masyarakat, dan itu akan membuatmu dikenal banyak orang.”
Setan mengatakan hal demikian agar manusia menjadi riya.
Ketujuh, setan berkata, “Wahai manusia, janganlah engkau menyusahkan diri dengan melakukan amal ibadah seperti itu.
Sebab, jika Allah telah menetapkan engkau sebagai orang yang bahagia di alam akhirat kelak, maka engkau meninggalkan ibadah pun tidak berpengaruh apa-apa.
Engkau tetap akan menjadi orang yang berbahagia. Dan sebaliknya, bila engkau telah ditetapkan oleh-Nya sebagai orang yang celaka, tidak ada gunanya engkau beramal ibadah.
Karena engkau tetap akan celaka di akhirat nanti. Karena semuanya telah ditetapkan takdirnya oleh Allah, maka perbuatam baik atau burukmu tidak berpengaruh apa-apa terhadap nasibmu di akhirat kelak.”
Sumber: Terjemah Minhajul ‘Abidin – Imam Al-Ghazali
[Sdz]