DARAH istihadhah secara fisik berbeda dengan darah haid. Darah Istihadhah dapat kita ketahui dari tanda-tanda sebagaimana yang disebutkan dalam Shahih Fiqih Sunnah, di antara tanda tersebut:
1. Darah istihadhah mengalir di luar waktu haid dan waktu nifas
2. Tidak tersambung dengan darah haid dan darah nifas
3. Bukan darah kebiasaan dan bukan darah alamiah, akan tetapi darah istihadhah keluar karena urat yang terputus.
4. Darah istihadhah berwarna merah segar seperti pendarahan.
5. Tidak berhenti sampai sembuh uratnya. Berbeda dengan haid yang putus sendiri ketika masa siklus selesai.
Baca Juga: Wanita Haid Boleh Berpuasa? Ini Jawaban Ulama
Perbedaan Darah Haid dan Darah Istihadhah yang Perlu Para Wanita Pahami
Batasan masa haid menurut pendapat yang paling kuat berkaitan dengan kebiasaan dan juga karena tidak terdapat hadits shahih yang datang dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang menjelaskan batasan minimal dan maksimal.
Syaikh Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah mengatakan, “Di antara para ulama ada yang berpendapat bahwa masa haid maksimal 15 hari dan minimal 1 hari semisal pendapat asy-Syafi’i dan Ahmad.
Ada pula yang berpendapat tidak ada batasan masa haid sama sekali semisal pendapat Malik. Mereka (ulama mazhab Malikiyyah) beralasan tidak ada satupun hadits shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak juga dari para sahabat beliau tentang masalah ini.
Dan yang menjadi acuan masa haid wanita adalah kebiasaan. Allahu a’lam (Majmu’ Fatawa, 21/623)
Dengan demikian kapanpun seorang wanita mendapati darah dengan ciri-ciri haid yang keluar di rentang masa haid yang menjadi kebiasaan maka darah tersebut adalah darah haid.
Sumber: Panduan Praktis Wanita Haid – Umi Farikhah Abdul Muti
[Ln]