BAGAIMANA cara agar berkomunikasi yang benar, baik, dan menyenangkan? Ada sebuah tips dari Perwitasari Mulyaningsih, Yayasan Kita dan Buah Hati. Dijelaskan bahwa dalam berkomunikasi, bukan hanya diperlukan keindahan kata, tapi juga kebenaran isinya, kebaikan atau kebermanfaatannya serta kenyamanan perasaan si penerima pesan.
Apalagi bila disebarkan di media, tentu harus memperhatikan kepentingan dan keunikan masyarakat luas.
Bagaikan sebuah Teko yang indah, bila isinya air kotor, maka yang akan tertuang di gelas adalah air kotor. Akibatnya pesan itu akan tertolak bahkan akan menimbulkan perlawanan. Siapa juga yang mau diberi minum air kotor? Meskipun itu dari wadah yang cantik.
Baca Juga: Kenali 4 Pola Komunikasi untuk Meningkatkan Kualitas Hubungan dengan Orang Lain
Cara agar Berkomunikasi yang Benar, Baik, dan Menyenangkan
Begitu juga komunikasi orang tua kepada anak-anaknya. Orangtua perlu memperhatikan kebenaran isi yang akan disampaikan. Perkataan orangtua dapat menjadi panduan bagi anak untuk dapat menentukan kebenaran sebagai pedoman hidupnya.
Selain itu juga kebaikan yang akan diperoleh yaitu kebermanfaatannya bagi tumbuh kembang ananda . Apakah komunikasi itu melatih kemampuan berpikirnya?
Apakah akan mencerdaskan emosinya? Apakah akan menguatkan kepribadiannya?
Hal lain yang perlu juga diperhatikan adalah perasaan anak saat menerima pesan tersebut. Bila anak merasa nyaman, tentu ia akan lebih dapat menerima dan memahaminya.
Sementara bila anak tidak merasa nyaman maka sebaik apapun isi pesannya maka anak akan cenderung menolak.
Menurut penelitian, kalimat yang negatif dan kasar atau keras akan berdampak buruk bagi perkembangan otak dan kepribadian seorang anak. Karena itu sangat di pahami mengapa Allah banyak mengingatkan kita agar bicara dengan menggunakan komunikasi yang seperti di bawah ini:
1. Qaulan Sadida (perkataan yang benar, jujur)
“Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka, yang mereka khawatirkan terhadap (kesejahteraannya)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar (qaulan sadida).” (QS. An Nisa : 9)
2. Qaulan Baligha (perkataan yang mengena ke hati)
“Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka Qaulan Baligha –perkataan yang berbekas pada jiwa mereka.” (QS. An Nisa : 63)
3. Qaulan Ma’rufa (perkataan yang baik)
“Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya] dan ucapkanlah Qaulan Ma’rufa –perkataan yang baik.” (QS. Al Ahzab : 32)
4. Qaulan Karima (perkataan yang mulia)
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak.
Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan jangan engkau membentak keduanya dan ucapkanlah kepada keduanya perktaan yang baik.” (QS. Al Isra’ : 23)
5. Qaulan Layyinan (perkataan yang lembut)
“Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun karena benar-benar dia telah melampaui batas. Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut.” (QS. Thaha : 43-44)
6. Qaulan Maysura (perkataan yang ringan)
”Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhannya yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka Qaulan Maysura –ucapan yang mudah.”(QS. Al Isra’ : 28)
Andai para orangtua dapat berbicara seperti apa yang Allah ajarkan, tentu anak-anak akan mudah memahami ajaran-Nya. Mari perbaiki komunikasi kita. [MA/ed/Cms]