DENGAN menempelkan tubuh di Multazam, maka kamu telah mengikuti sunnah Nabi yang menempelkan tubuh di Multazam.
Menurut buku Dahsyatnya Umrah karya Dr. Khalid Abu Syadi, menerangkan sebuah hadis yang meriwayatkan bahwa Nabi pernah menempelkan dada dan wajahnya.
Adapun multazam merupakan tempat yang terletak di antara pintu Ka’bah dan Hajar Aswad. Ada juga yang menyebutnya Al-mudda’a dan Al-muta’awwadz, keduanya termasuk salah satu nama Multazam.
Baca juga: Berserah di Hadapan Hajar Aswad
Menempelkan Tubuh di Multazam
Disebut Multazam karena manusia bergayutan dan menempelkannya dengan dada mereka. Jadi, kamu menempelkan dadamu sebagaimana Nabi menempelkan dadanya.
Lantas kamu berdoa, seperti halnya Nabi berdoa. Kamu menghimpun diri kamu dengan tumpukan batu Ka’bah yang mulia sebab pernah menempel hembusan nafas Nabi.
Dengan menempelkan tubuh, maka seorang hamba berkesempatan untuk taqarrub, menampakkan rasa cintanya kepada Baitullah dan Sang Pemilik Baitullah.
Dengan menempelkan tubuh, maka seorang hamba mendapat berkah sebab bersinggungan dengan Ka’bah, serta berharap api neraka melindungi setiap anggota tubuhnya yang pernah bersentuhan dengan batu Ka’bah.
Menempelkan tubuh, maka seorang hamba bisa memohon ampunan dan ketenangan. Seolah-olah dia seperti para pendosa yang bergantung pada baju seseorang yang ternodai haknya.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Yang jelas, dia tidak memiliki tempat kembali, kecuali kepada Allah dan tidak ada tempat untuk memohon pertolongan, kecuali dengan kemurahan Allah.
Karena itu, dia tidak akan bisa melepas kehinaannya, kecuali Allah telah mengampuni dosa-dosanya dan melimpahkan kenikmatan kepadanya.
Maka dari itu, Hasan Bashri (w. 110 H) jika melihat Multazam dia langsung menempelkan tubuhnya dan berkata kepada orang-orang yang menyertainya, “Kalian biarkan aku sehingga aku mengakui doa-dosaku di hadapan Allah”. [Din]