UMMU Umarah memiliki nama asli Nasibah binti Ka’ab bin Amr, dikenal sebagai sosok yang paling sering mengikuti perang di medan pertempuran bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bahkan di masa kekhalifahan Abu Bakar Ash-Shiddiq, ia terjun langsung melawan pasukan Musailamah Al-Kadzdzab yang mengaku sebagai nabi.
Setelah Rasulullah wafat dan diangkatnya Abu Bakar sebagai khalifah, muncul aksi permutadan. Bahkan berbagai macam fitnah tersebar di semenanjung Arabiah.
Baca Juga: Mughirah bin Syu’bah Sahabat yang Cerdas dan Jago Berunding
Ummu Umarah, Sosok Sahabat Wanita yang Gesit di Medan Pertempuran
Salah satunya di Yamamah, Musailamah menyatakan secara terang-terangan sebagai seorang nabi. Abu Bakar kemudian mengirim pasukan untuk misi merendam fitnah itu demi menjaga keutuhan Islam. Pasukan yang dikirim ke Yamamah dipimpin oleh Khalid bin Walid.
Ummu Umarah sudah sangat geram dengan krisis yang terjadi di tubuh umat, utamanya sejak kemunculan fitnah. Saat mendengar pengutusan pasukan menuju Yamamah, ia merasa sangat yakin bahwa harapannya akan segera terwujud.
Ia juga datang menemui khalifah Abu Bakar untuk meminta izin agar diperkenankan ikut berangkat bersama pasukan kaum muslimin. Sang khalifah tidak keberatan.
Abu Bakar berkata, “Kami sudah tahu jasa besarmu dalam peperangan. Berangkatlah dengan menyebut nama Allah.”
Bahkan Abu Bakar juga berpesan kepada panglima Khalid bin Walid untuk memperlakukan Ummu Umarah dengan baik.
Ummu Umarah ditemui puteranya Abdullah ikut berangkat bersama pasukan kaum muslimin.
Di tengah kobaran api peperangan, Ummu Umarah bertempur habis-habisan. Ia melesat dengan lincah ke kanan dan kiri untuk menyerang atau menghindari serangan pasukan musuh, sampai tangannya putus dan menderita sebanyak 12 luka.
Tetapi ia tidak merasakan semua itu ketika menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri putranya, Abdullah, ikut andil bersama Wahsyi membunuh Musailamah Si Pendusta. Jiwanya terasa tenteram, dan hatinya terasa sejuk.
Peperangan berakhir dengan kekalahan orang-orang yang mengaku sebagai nabi dan lenyapnya wilayah kekuasaan mereka.
Sebagai tambahan, Ummu Umarah termasuk sahabat dari kalangan wanita yang banyak ikut serta dalam peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah kenabian Muhammad, mulai dari Baiat Aqabah, perang Uhud, perjanjian Hudaibiyyah, Baiat Ridwan, Umratul Qadha’, Fathu Mekkah, perang Hunain dan masih banyak lagi.
Di tengah-tengah situasi kritis yang dialami pasukan kaum muslimin dalam perang Uhud, banyak di antara mereka menyingkir dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam namun Ummu Umarah tetap tegak laksana sebuah gunung yang kokoh demi melindungi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Akibatnya, ia sendiri mengalami luka. Ia ikat lukanya dengan menggunakan sobekan pakaian yang ia kenakan.
Tentang Ummu Umarah ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda di hadapan para sahabatnya, “Saat ini tempat Nasibah binti Ka’ab di akhirat lebih baik daripada tempat si fulan dan si fulan. Siapa yang kuat setia bertahan membelaku seperti kamu, wahai Ummu Umarah, ke kanan dan ke kiri, yang terlihat olehku kamu terus bertempur dengan gigi demi melindungiku.”
[Ln]