KEMENTERIAN Perdagangan mengapresiasi penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara Islamic Fashion Institute (IFI) dengan buyer asal Korea Selatan Dongdaemun Clothing Sewing Association (DCSA) senilai USD 2,5 juta.
Penandatanganan MoU dilakukan pada pelaksanaan Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) di Indonesia Convention Exhibition (ICE) Bumi Serpong Damai (BSD), pada hari ini, Jumat (20/10) di Tangerang, Banten.
Direktur Pengembangan Ekspor Jasa dan Produk Kreatif, Miftah Farid mengungkapkan, MoU yang dilakukan IFI dan DCSA meliputi kerja sama dalam tiga hal.
Pertama, yaitu pemberian lokakarya (workshop) dan sosialisasi terkait modest fesyen oleh tenaga ahli IFI. Lokakarya ini tidak hanya di Korea Selatan tetapi juga di Jepang, Amerika Serikat, dan Persatuan Emirat Arab (PEA).
Kedua, dari sisi promosi modest fashion, DCSA akan memfasilitasi toko khusus modest fashion di Dongdaemun Design Plaza (DDP), Seoul, Korea Selatan. Ketiga, kerja sama pertukaran pelajar. Dalam hal ini, IFI akan memberikan beasiswa untuk mahasiswa Korea Selatan dan sebaliknya.
“Penandatanganan nota kesepahaman tersebut menunjukkan kepercayaan internasional terhadap fesyen modest Indonesia. Selain itu, kerja sama pengiriman tenaga ahli IFI ke Korea Selatan menunjukkan sektor pendidikan sangat penting dalam upaya penguatan industri fesyen modest Indonesia,” urai Miftah.
Miftah menyatakan, pemerintah saat ini tengah fokus kepada penguatan sektor modest fashion nasional seiring dengan peningkatan permintaan global terhadap produk halal termasuk fesyen muslim.
Berdasarkan laporan State of the Global Islamic Economy Report tahun 2022, daya beli konsumen global terhadap produk fesyen muslim meningkat 6,1 persen dalam empat tahun terakhir dan diperkirakan terus mengalami peningkatan sejalan dengan pertumbuhan jumlah konsumen.
“Oleh karena itu, penandatanganan MoU IFI dengan DCSA dianggap sebagai momentum yang dapat mendukung upaya pemerintah untuk meningkatkan ekspor modest fashion nasional sekaligus menjadikan Indonesia sebagai kiblat modest fashion dunia tahun 2024,” jelas Miftah.
Penandatanganan Nota Kesepahaman Islamic Fashion Institute
Sementara itu, Hanni menyatakan, kerja sama IFI dengan DCSA dilatarbelakangi oleh semakin meningkatnya jumlah turis muslim yang berkunjung ke Korea Selatan yang mencapai lebih dari satu juta orang setiap tahunnya.
Hal ini membuat permintaan terhadap produk yang ramah muslim semakin meningkat di Korea Selatan. Kerja sama IFI dengan DCSA terkait pertukaran pelajar dan promosi modest fesyen Indonesia diharapkan dapat menjawab tantangan pemenuhan kebutuhan turis muslim yang mengunjungi Korsel.
“Kami mengharapkan pemerintah akan turut mendukung kegiatan ini. Semoga rencana kerja di tahun 2024 akan menjadi titik awal perkembangan busana muslim di mancanegara dan terutama menjadikan Indonesia sebagai tolak ukur kajian busana muslim dapat tercapai,” pungkas Hanni.
Pelaksanaan acara puncak JMFW 2024 diselenggarakan pada 19-21 Oktober 2023 berdampingan dengan gelaran Trade Expo Indonesia (TEI) ke-38. JMFW menampilkan rangkaian acara pagelaran busana, pameran dagang, serta penjajakan bisnis (business matching).
Pelaksanaan JMFW 2024 melibatkan berbagai pihak mulai dari kementerian/lembaga seperti Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Bank Indonesia, Kadin, hingga pihak swasta yang berperan sebagai sponsor seperti Wardah, Mustika Ratu, APR, UBS, Bank Syariah indonesia, Toyota, Tokopedia, Vivere, dan You-C 1000. [Iqh]