POLA asuh orang tua yang baik harus menunjang perkembangan mental sosial dan psikologis yang sehat dalam membentuk karakter anak saat dewasa nanti.
Dalam dunia psikologi dikenal empat jenis pola asuh anak, masing-masing memiliki dampak yang berbeda terhadap karakter anak,
Sebagian besar orang tua akan mengadopsi salah satu pola asuh yang tampak lebih dominan ketimbang pola asuh lainnya.
Baca Juga: 5 Tahapan Membentuk Karakter Anak sejak Dini
4 Tipe Pola Asuh Orang Tua yang Menentukan Karakter Anak
Pertama adalah pola asuh otoriter.
Tipe pola asuh anak yang pertama ini menjadikan orang tua sebagai pemegang kekuasaan tertinggi atau otoriter dan mendominasi dalam mengasuh anak.
Karakteristik otoriter yaitu kaku, tegas, menerapkan hukuman jika tidak sesuai aturan, orang tua cenderung selalu benar dalam mengemukakan pendapat
Pola asuh ini akan membentuk seorang anak dengan karakter disiplin dan patuh.
Sayangnya orang tua yang otoriter sering melayangkan ungkapan “pokoknya” ketika sedang mengutarakan pendapat tanpa memperdulikan atau mendengar pendapat dan keinginan anak.
Hal ini dapat membuat anak tidak terbiasa membuat keputusan sendiri dan takut jika tidak menuruti perkataan orang tuanya.
Selain itu anak yang terbiasa dengan pola asuh otoriter seringkali sulit mengungkapkan pendapatnya serta muncul masalah kecemasan yang dapat menyebabkan stres.
Dampak pola asuh otoriter terhadap perkembangan anak lainnya yakni dapat membuat emosi anak meledak-ledak, hubungan interpersonal dengan orang lain yang kurang baik dan cenderung menjadi pribadi yang otoriter di kemudian hari.
Kedua adalah pola asuh permisif
pola asuh anak permisif berlawanan 180° dari pola asuh otoriter
pola ini dikenal dengan karakteristik memanjakan anak atau serba boleh orang tua permisif menjadi seorang teman baik bagi anaknya kata memberikan perhatian kehangatan dan interaksi yang cukup baik
Ciri lainnya dari pola asuh ini yakni orangtua selalu mendorong anaknya untuk berbuat bebas semaunya mewujudkan apa yang anak mau dan tidak memberikan batasan pada anak sehingga jarang mendisiplinkan
anak yang tumbuh dengan pola asuh permisif memang tumbuh kreatif Karena Terbiasa bebas mengekspresikan dirinya
namun dalam jangka panjang anak menjadi bingung karena tidak terbiasa dengan batasan yang ada
hal tersebut membuat anak menjadi sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan, bersifat egois, menuntut cenderung memberontak dan motivasi belajar yang kurang
Ketiga adalah tipe pola asuh cuek
Pola cuek atau abai sering terjadi pada orang tua yang terlalu sibuk atau memiliki masalah pribadi seperti masalah keuangan, kecanduan narkoba, alkohol atau judi.
Tipe pola asuh ini, orang tua hanya memenuhi kebutuhan fisik dasar anak seperti makanan, tempat tinggal dan pakaian.
Sementara itu kebutuhan secara psokologis dan emosional jarang terpenuhi karena orangtua menjadi tidak peduli dan jarang berinteraksi dengan anak.
Pada pola asuh ini tidak jarang jika anak lebih banyak dididik oleh gawai televisi atau video.
Saat kecil mungkin anak belum sadar atas ketidakacuhan orang tuanya namun lambat laun anak menjadi sadar bahwa dirinya tidak penting dalam hidup orang tuanya, sehingga cenderung menjadi anak yang mandiri.
Hal ini tidak sepenuhnya baik, karena anak yang tumbuh dengan pola asuh cuek cenderung menyebabkan anak bermasalah di kemudian hari, nilai akademis yang buruk, emosi yang tidak terkontrol serta kesulitan menjalin relasi dan komunikasi.
Keempat adalah pola asuh demokratis
Pola asuh demokratis merupakan pola asuh yang paling baik.
Hal ini didukung oleh penelitian dari UGM yang membuktikan pola asuh orang tua yang demokratis dapat mencegah anak memiliki masalah kepribadian.
Bisa dibilang pola asuh demokratis merupakan kombinasi antara pola asuh otoriter dan juga permisif.
Anak diberikan batasan dan konsekuensi yang konsisten ketika batasan tersebut dilanggar.
Tujuan batasan dan konsekuensi dijelaskan pada anak sehingga komunikasi juga tetap terjaga dengan baik.
Di luar itu orangtua tetap memberikan pujian, dukungan emosional dan hadiah jika anak dapat meraih suatu prestasi.
Komunikasi antara orang tua dan anak terjalin baik sehingga anak juga menjadi jujur tetapi tetap patuh.
Pola asuh ini menjadikan anak memiliki kepribadian yang seimbang, mandiri dalam mengambil keputusan, disiplin, mempunyai komunikasi baik, memiliki rasa percaya diri, kreatif dan bahagia secara psikologis.
Karakter tersebut dipercaya dapat menjadi kunci sukses seorang anak di kemudian hari.
Nah Ayah Bunda sudahkah menentukan pola asuh untuk anak-anak? [Ln/SanggarBerumpun]